Memberdayakan Ibu-ibu KWT dengan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

 

Kunjungan KWT

LEMBANG. Memulai awal minggu dengan semangat membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern. Ditandai dengan hadirnya 24 orang Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Senin (27/01/2020). Rombongan diterima secara resmi oleh Widyaiswara, Wawa Risnawaty dan Rokhedi, yang menyambut hangat kehadiran mereka dengan berbincang-bincang sembari langsung menuju lokasi pertama kunjungan, yaitu Screen House Aeroponik.

Beben, Pengelola Lahan Praktik yang bertugas di Screen House Aeroponik langsung mengajak rombongan kedalam screen dan menjelaskan budidaya tanaman dengan hidroponik sistem aeroponik yaitu sistem sirkulasi dengan pengkabutan. “Komoditas yang dibudidayakan dengan sistem aeroponik, di BBPP Lembang biasanya kami menanam kentang, selada, romaine, dan pakcoy,”jelas Beben memulai penjelasan. “Disini, bibit kami peroleh dari Laboratorium Kultur Jaringan berupa planlet, lalu kami aklimatisasi kedalam tray dan lakukan penyetekan sebanyak 3 kali, untuk memperoleh mother plant yang nantinya ditanam didalam bak-bak aeroponik menggunakan rockwool dan Styrofoam,” ungkapnya. Dijelaskan juga olehnya tentang perbenihan kentang mulai dari G0 hingga G4 dimana di BBPP Lembang diterapkan mulai dari G0 hingga G1 dan selanjutnya G2-G4 dilakukan oleh petani di lapangan. Dua jenis varietas kentang adalah Atlantik dan Granola dan perbedaan keduanya biasanya Atlantik diperuntukkan dalam pembuatan keripik kentang dan bentuknya bulat dan warna dagingnya putih, sedangkan Granola berbentuk lonjong dan warna dagingnya kuning.

Wick System, yaitu sistem dalam hidroponik yang juga dijelaskan bagaimana proses bKunjungan KWT3udidayanya dan bahan apa saja yang diperlukan. Budidayanya mudah sehingga pengaplikasiannya sangat mudah untuk diterapkan, diskusi terjalin dengan baik karena Ibu-ibu KWT antusias ingin memanfaatkan pekarangan dengan mengaplikasikan budidaya dengan wick system. Beberapa tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini seperti kangkung, seledri, selada dan juga pakcoy. Selanjutnya, di Zona Rumah Pangan Lestari, rombongan diberikan penjelasan tentang konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari dan apa saja yang bisa dibudidayakan, baik secara konvensional hingga yang menggunakan teknologi pertanian terkini seperti deep flow technique, vertiminaponik, dan nutrient film technique.”Dengan memanfaatkan pekarangan diharapkan dapat memenuhi pangan keluarga, dapat menghemat pengeluaran belanja rumah tangga, dan juga dapat dijual sehingga meningkatkan perekonomian keluarga,” jelas Wawa.

Di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, peserta memperoleh penjelasan tentang Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP). Peserta praktik membuat stick wortel dan mencicipi hasil praktiknya, sembari menikmati aneka olahan sayur dan buah lainnya yang diproduksi oleh Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, seperti sorbet mangga, gelato mangga, dan juice buah-buahan. 

Kunjungan KWT4

Tintin Rohati, Ketua Rombongan sekaligus Ketua P4S Sawargi Kabupaten Bandung menjelaskan, “tujuan kami belajar pertanian agar bisa mengadopsi teknologi pertanian yang diterapkan di BPP Lembang”.