Acara dimulai dengan sandiwara singkat yang sangat menarik sehingga mendapat apresiasi dari seluruh hadirin, yang diperankan oleh beberapa pegawai BBPP Lembang. Makna dari sandiwara itu yaitu kita harus bersabar dan bersyukur atas apa yang Allah SWT takdirkan kepada kita.
 
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 1 yang berbunyi “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri (Adam), dan darinya, Allah menciptakan pasangannya (Hawa), lalu dari keduanya, Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya, kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasai kalian”.
 
Kepala BBPP Lembang, Drs. Suryowohardi, B.Sc, M.Si menyampaikan bahwa bulan penuh hikmah, bulan Ramadhan yang telah berlalu, harus dapat memberikan semangat bagi kita sebagai pegawai negeri sipil untuk lebih berbakti kepada negara dalam wujud berkarya lebih baik dan disiplin dalam segala hal di 11 bulan berikutnya. 

Acara inti, yaitu tausiyah dari Ustad Iwan menyampaikan bahwa Halal Bihalal pada intinya yaitu sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa menjadi halal dengan jalan mohon maaf. Dari penjelasan tentang halal bihalal tersebut dapat diambil suatu inti yaitu menuntut upaya maaf memaafkan diantara kita. Hal itu tidak akan  terwujud bila tidak ada silaturahmi, yang sangat berkaitan erat dengan halal bihalal. Keduanya memiliki esensi yang sama dan tidak bias dipisahkan satu sama lain.

 

Halal bihalal lebih menekankan aspek silaturahmi yang merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW dalam hadistnya bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang menginginkan dipanjangkan usia dan dilimpahkan rizkinya, maka hendaknya ia menyambungkan tali silaturahmi”. (HR. Mutatfaq’Alalih). “Bukanlah silaturahmi orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah menyambung apa yang diputus”. (HR. Bukhari)