Genjot Produktivitas, Kabupaten Lebak Tingkatkan Kapasitas Petani Manggis
“The Queen of Tropical Fruit” atau buah Manggis menjadi salah satu primadona potensial di tengah pandemic Covid-19. Pasalnya, hasil panen manggis tetap mengalami peningkatan hingga diekspor ke mancanegara. Komoditas hortikultura ini selain berkhasiat bagi kesehatan tubuh, dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia.
Komoditas buah manggis diketahui menjadi salah satu andalan ekspor Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dikutip dari kabarbanten.com, Pemkab Lebak melalui Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tengah mengembangkan tiga kecamatan menjadi proyeksi kebun manggis dengan menanam 50.000 tanaman. Selain memenuhi kebutuhan pangan nasional, manggis yang dihasilkan juga akan diekspor. Terlebih Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga ibu kota dan daerah konservasi berbasis pertanian.
Keseriusan Kabupaten Lebak dalam mengembangkan komoditas buah manggis ini didukung dengan program Upland yang dicanangkan Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Sebagai langkah lanjut atas program tersebut, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggelar Pelatihan Tematik Budidaya Manggis pada 29 November – 4 Desember 2021.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat pembukaan menyampaikan bahwa “Manggis memiliki potensi yang besar. Oleh sebab itu, baik petani dan penyuluh harus mengenal betul komoditas yang satu ini, agar dapat memanfaatkan dengan maksimal,” katanya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar yang turut hadir membuka acara, juga menyampaikan hal serupa. “Teruntuk para peserta, manfaatkan kesempatan emas ini untuk belajar sebanyak-banyaknya dan membawa ilmu yang dapat diterapkan ketika kembali ke Lebak,” harapnya.
Pelatihan klasikal dilaksanakan di kampus BBPP Lembang dan kunjungan lapang ke Kelompok Tani Laksana Barokah Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang.
Peserta sebanyak 30 orang petani manggis dan penyuluh pendamping. Selama pelatihan peserta dibimbing oleh fasilitator yang berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Widyaiswara BBPP Lembang, dan para praktisi di bidangnya.
Selama pelatihan, peserta memperoleh materi Kebijakan Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Komoditas Manggis; Pegembangan Sikap, Moral, Etika, dan Budaya Kerja; Menentukan Lokasi Tanam; Menyiapkan Bahan Tanam (Benih/Bibit); Menyiapkan Lahan dan Menanam; Memelihara; Idetifikasi dan Pengendalian Hama dan Penyakit; Mengelola Panen dan Pasca Panen; serta Dinamika Kelompok. Total seluruh materi sebanyak 48 jam pelajaran (@45 menit/jam pelajaran). Salah seorang peserta petani manggis, membagikan kesannya selama mengikuti pelatihan. “Selama berlatih, banyak materi yang kami peroleh, mulai dari penanaman hingga panen dan pasca panen. Seluruh fasilitator tepat sasaran, dapat menyampaikan materi dengan baik dan mudah dipahami bagi kami para petani”, katanya.
Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gerateks) terus menggenjot produktivitas buah tropis, salah satunya manggis.
Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. “Kita akan terus dorong ekspor buah tropis kita apapun keadannya,” tegas SYL. Ia juga menekankan saat seperti sekarang ini menjadi momentum sekaligus peluang yang baik bagi para eksportir mengisi pasar dunia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga mendukung pernyataan tersebut. Sesuai tugas pokok dan fungsinyam BPPSDMP turut mendukung peningkatan produktivtas pertanian melalui pelatihan guna meningkatkan kapasitas SDM Pertanian. DRY