Dukung Program Gratieks, Penyuluh Kabupaten Bandung Barat Dilatih Teknik Hilirisasi
LEMBANG. Kementerian Pertanian bertekad mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern, seperti yang selalu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Berbagai program dilakukan di seluruh lingkup Eselon I Kementerian Pertanian, saling berkolaborasi mewujudkannya. Termasuk Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, dimana Kepala Badan, Prof. Dedi Nursyamsi, mencanangkan 3 program aksi sebagai acuan pelaksanaan program Kementerian Pertanian tersebut, yaitu: 1) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), 2) Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial 2,5 juta selama 5 tahun, 3) Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementerian Pertanian seperti Gedor Horti, Grasida, sikomandan, KUR, PMS, dan Gratieks.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian wilayah Bandung Barat khususnya teknik hilirisasi yang dapat mendukung Program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Teknis bagi Penyuluh Pertanian. Pelatihan diselenggarakan selama 3 hari mulai tanggal 12 – 14 Maret 2020 dengan peserta sebanyak 30 orang penyuluh pertanian di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Pembukaan pelatihan, Kamis (12/03/2020) oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat, Heru Budi Permana. Turut hadir Pejabat Struktural dan Funsgional Widyaiswara BBPP Lembang dan Koordinator BPP Lembang, Darwin. Kepala Seksi Pelatihan Aparatur, Iwan Kurnia menyampaikan laporan awal kegiatan. “Banyak program Kementerian Pertanian sekarang yang membutuhkan peran kita semua untuk saling nersinergi. Gedor Horti, Gratieks, Pertanian Masuk Sekolah, KUR adalah contohnya. Mari bersama kita sukseskan program ini untuk kesejahteraan petani kita”.
“Kabupaten Bandung Barat mendukung program pemerintah pusat, dan kini sudah banyak program pemda kabupaten bandung barat yang concern dibidang pertanian, salah satunya dengan rencana membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan membantu petani dalam pemasaran produk pertanian secara lokal maupun ekspor”, jelas Heru dalam sambutan sesaat sebelum membuka pelatihan. “luas wilayah pertanian di Kabupaten Bandung Barat sebesar 130 ribu hektar, dimana untuk kawasan hortikultura sentranya di Kecamatan Lembang, Cisarua, dan Parongpong. Kecamatan Sindangkerta, Cililin sedang dalam tahap pengembangan hortikultura pula melalui budidaya dengan hidroponik”. Namun diakui Heru, ada 2 kelemahan yang menjadi tantangan untuk pembangunan pertanian di wilayahnya, yaitu tentang alih fungsi lahan dan sertifikasi produk hortikultura. Beberapa langkah strategis sedang digodok dan akan direalisasikan segera untuk mengantisipasi permasalahan tersebut.
Selama berlatih, peserta memperoleh materi pada kelompok dasar yaitu Kebijakan Pengembangan Komoditas Ekspor dan Budaya Kerja. Untuk materi kelompok inti, peserta diberikan materi tentang Kelembagaan Petani, Good Handling Practices (GHP), Mekanisme Ekspor, Mekanisme KUR, dan Focus Group Discussion.
Salah seorang peserta pelatihan, Yulianti Astuti menyampaikan kesannya, "dengan mengikuti pelatihan ini kami bisa menyebarluaskan informasi terbaru terkait agribisnis cabai merah sehingga dapat meningkatkan produktivitas cabai yang mendukung Program Gratieks".