Meningkatkan Nilai Tambah Pisang dan Cabai
LEMBANG. Upaya peningkatan nilai tambah produk hortikultura yang bersifat perishable (mudah rusak) salah satunya melalui proses pengolahan hasil. Ini penting agar produk hortikultra memiliki daya simpan yang lebih lama, dan dapat meningkatkan nilai tambah produk. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama melaksanakan Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian bagi 8 orang petani dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Wilayah Kabupaten Teluk Wondama. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari mulai 22 – 23 Mei 2019.
Selama berlatih di BBPP Lembang, peserta memperoleh teori singkat tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang Spesialisasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, Wawa Risnawaty, dan langsung praktik berbagai olahan pangan dari pisang dan cabai merah. Olahan pisang seperti brownies dan abon jantung pisang serta manisan cabai merah dipraktikkan oleh peserta, dibantu oleh Pengelola Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Estu Hariani, dan juga Siswi SMK
yang sedang PKL di BBPP Lembang. Peserta juga praktik membuat sabun cuci dari minyak jelantah. Ini bertujuan agar dapat memanfaatkan limbah dapur yang berasal dari minyak goreng jelantah, sehingga dapat mengurangi polusi akibat pembuangan limbah yang berlebihan. Di akhir pelatihan, peserta praktik membuat kemasan olahan pangan yang terbuat dari plastik dan kertas.
Untuk melihat langsung success story anggota KWT yang sekarang ini sukses dalam bisnis pengolahan hasil pertanian, peserta berkunjung ke KWT Alam Sari Kabupaten Subang yang bergerak dibidang pengolahan hasil buah nanas menjadi berbagai olahan pangan seperti dodol, sirup, jus, dll.
Adriana Pasangka, Kepala Seksi Produksi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama menyampaikan maksud dan tujuannya membawa petani dan anggota KWT di Wilayah Kabupaten Teluk Wondama, Rabu (23/05/2019), “Komoditas pisang banyak dibudidayakan di Kabupaten Teluk Wondama, dan cabai merupakan salah satu komoditas strategis Kementerian Pertanian. Kedua komoditas itu, pisang, selama ini hanya diolah menjadi bahan makanan yang sederhana, cabai hanya dijual dalam bentuk sayuran segar. Tujuan kami belajar pengolahan hasil kedua komoditas pertanian ini adalah agar memiliki daya simpan yang lama dan harganya bisa lebih tinggi sehingga memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan masyarakat kami”, jelasnya.
Margaretha, salah seorang peserta yang merupakan anggota KWT Masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama menyampaikan kesannya, “Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak BBPP Lembang yang telah melatih kami belajar pengolahan hasil komoditas pisang dan cabai. Mengolah pisang menjadi brownies dan jantung pisang menjadi abon, adalah hal baru bagi kami, pun kami baru mengetahui bahwa cabai merah ternyata bisa diolah tidak hanya menjadi sambal, namun bisa menjadi manisan cabai”, jelasnya. “Di BBPP Lembang inipun kami belajar membuat kemasan produk olahan pangan dari plastik menjadi 3 model standing pouch yang cantik dan juga membuat paper bag dari kertas. Ini sangat menyenangkan’, ujar Margaretha semangat. Tekadnya kuat setelah berlatih akan mengaplikasikannya dan menularkannya ke anggota masyarakat di tempatnya agar dapat meningkatkan ekonomi mereka. (Chetty)