Meningkatkan Nilai Tambah dengan Pengolahan

bbpplembang bimtekpengolahan KWTBanjarLEMBANG. Kota Banjar sebagai salah satu wilayah binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memiliki potensi komoditas pertanian yang cukup tinggi baik dari sisi produksi maupun  kualitasnya. Untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, salah satu caranya adalah melalui proses pengolahan hasil pertanian, menjadi bahan olahan pangan yang bernilai jual tinggi. BBPP Lembang sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian bagi Kelompok Wanita Tani Kota Banjar, yang dilaksanakan selama 4 hari mulai 26-29 April 2019. Peserta sebanyak 30 orang anggota KWT di Kota Banjar. Pembukaan kegiatan, Jumat (26/04/2019).

bbpplembang bimtekpengolahan KWTBanjar2Selama berlatih, peserta diberikan materi pokok tentang Good Manufactuirng Practices (GMP), pengolahan hasil pertanian, dan pengemasan. Fasilitator pelatihan yaitu Widyaiswara BBPP Lembang Spesialisasi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian, Wawa Risnawaty dan Aris Hanafiah dibantu oleh Pengelola Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian. Potensi komoditas pertanian di Kota Banjar yang dapat dilakukan dengan proses pengolahan hasil pertanian diantaranya adalah singkong dan pisang, karenanya berbagai olahan pangan berbahan dasar singkong dan pisang dikenalkan leh fasilitator, Sabtu bbpplembang bimtekpengolahan KWTBanjar3(27/04/2019). Membuat tepung mocaf (modified cassava flour), eggroll mocaf, dan brownies pisang dilakukan oleh peserta selama Bimtek. Satu lagi olahan yang dikenalkan yaitu membuat sabun dari minyak jelantah, “disamping sabun dari minyak jelantah ini bermanfaat untuk membersihkan benda dan barang disekitar kita, namun juga dengan mengolah minyak jelantah  menjadi sabun dapat mengurangi limbah dari minyak jelantah yang dapat mencemari lingkungan”, demikian penjelasan Wawa dihadapan seluruh peserta.

Untuk melihat keberhasilan Kelompok Wanita Tani lainnya yang telah sukses menjalankan usahanya, peserta melakukan studi banding ke KWT Alam Sari Kabupaten Subang yang bergerak dibidang pengolahan hasil buah nanas menjadi berbagai olahan pangan seperti dodol, sirup, jus, dll, Minggu (28/04/2019). Sebelum penutupan Bimtek, peserta memperoleh materi tentang Analisa Usaha oleh Widyaiswara BBPP Lembang Spesialisasi Sosial Ekonomi Pertanian, Anda Suhendi, Senin (29/04/2019). “Hal yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha adalah: jenis kegiatan dalam pengelolaan usaha, pengadaan bahan baku dan peralatan, kapasitas/volume produksi, besar modal yang diperlukan, dan pemasaran hasil”, jelas Anda. “Kita harus membuat rencana usaha. Awalnya kita membuat dulu rencana usaha individu yang disusun berdasarkan kebutuhan, lalu rencana usaha kelompok yang dibuat oleh kelompok dan direkap oleh ketua kelompok untuk keperluan misalnya laporan kegiatan atau pencairan dana’, lanjut Anda lagi.

bbpplembang bimtekpengolahan KWTBanjar1Penutupan secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, Kemal Mahfud. “dalam berwirausaha bila mengalami kegagalan janganlah menyerah, coba lagi lagi dan lagi. Hambatan dan kegagalan bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, justru kita sedang mengalami pertumbuhan luar biasa”, pesan Kemal. “Bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah saat memulai usaha, namun saat sudah bisa melewati batas tertentu, segalanya akan mudah. Yakini bahwa kedepan hidup kita akan sukses dan menjadi pemberi berkah bagi sesama, seperti halnya pohon bambu”, demikian motivasi Kepala Balai sesaat sebelum menutup Bimtek.

Kurniasih, salah seorang peserta menyatakan kesannya selama berlatih di BBPP Lembang, “terimakasih atas bimbingan BBPP Lembang sehingga kami anggota KWT Kota Banjar bisa mendapat ilmu baru yang dapat menambah wawasan kami tentang pengolahan hasil pertanian. Akan kami sosialisasikan kepada anggota KWT lainnya yang tidak bisa mengikuti kegiatan ini”. (chetty)