Pelatihan Fungsional, Kementan Optimalkan Peran Penyuluh Pertanian
PANDEGLANG - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli. Kegiatan yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan SDM Daerah (BPSDMD) Provinsi Banten, dilaksanakan 15 Oktober – 4 November 2024, di Kantor BPSDMD Kabupaten Pandeglang. Peserta terdiri dari penyuluh pertanian dari kabupaten/kota di Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kota Cilegon.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan penyuluh pertanian adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan. "Penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman kalau ingin berhasil," kata Mentan Amran.
Mentan Amran menyebutkan peran penyuluh pertanian penting untuk meningkatkan produktivitas pangan dan menekan impor. Terlebih menghadapi ancaman dampak El Nino yang begitu kuat saat ini yang berdampak langsung pada penurunan produksi.
Pernyataan senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti. "Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan. Perannya sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan," tutur Santi.
Pelatihan dibuka Selasa (15/10/2024) oleh Kepala BPSDMPD, Untung Saritomo. "Pelatihan bertujuan untuk menyamaratakan persepsi dalam hal tugas, fungsi, organisasi, tata kerja, dan hubungan kerja penyuluh pertanian, memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta perilaku sebagai penyuluh pertanian, dan memberikan serta meningkatkan daya berpikir penyuluh pertanian secara komprehensif," tutur Untung.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, yang juga menghadiri kegiatan pembukaan, mengatakan pentingnya untuk terus belajar. "Terus bekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, kuasai informasi teknologi agar penyuluh pertanian mampu mendampingi petani sampai petani berhasil meningkatkan produksi dan kesejahteraannya," kata Ajat.
Dalam pelatihan, Widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi sebanyak 174 JP dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, demonstrasi, studi kasus, dan simulasi. Di penghujung pelatihan, selama 1 minggu peserta akan menjalani praktik kompetensi, terjun langsung ke lokasi petani untuk menerapkan materi penyuluhan yang diperoleh secara klasikal.