Pertanian Modern, Kementan Tarik Minat BRIDA dan BAPPERIDA Kota Surakarta

LEMBANG – Pertanian modern merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memperkuat sektor pertanian Indonesia. Peningkatan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian menjadi kuncinya. Pertanian modern ini menarik minat Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kota Surakarta dan sekitarnya.

Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kementan mengenalkan pertanian modern kepada 30 orang dari BRIDA Kota Surakarta dan BAPPERIDA se-Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten), Selasa (08/10/2024). Rombongan diterima oleh Tim Manajemen BBPP Lembang.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan, pemerintah saat ini tengah bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern. "Kami diminta oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membangun pertanian modern, dan sekarang kita tengah memulai pekerjaan di beberapa wilayah," sebut Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan dalam konsep pertanian modern, membutuhkan SDM dan memasifkan penggunaan alat mesin pertanian.

Sementara BRIDA dan BAPPERIDA Kota Surakarta datang ke BBPP Lembang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan bidang pertanian, baik budidaya dan manajemen pertanian yang baik, networking membangun relasi dengan petani, peneliti dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan peluang kolaborasi di sektor pertanian. Selain itu, juga melihat langsung penerapan teknologi dan metode pertanian modern yang dapat diterapkan di daerah masing-masing.

Pada studi lapangan ini, rombongan diajak melihat koleksi tanaman yang dibudidayakan dengan teknologi hidroponik berbagai sistem. Ada 3 sistem pada budidaya tanaman secara hidroponik yang dikenalkan, yaitu komoditas melon varietas Robin yang dibudidayakan menggunakan sistem irigasi tetes, tanaman pakcoy memanfaatkan sistem deep flow technique (DFT), dan pembibitan kentang sistem aeroponik.

Di greenhouse (GH) hidroponik sistem irigasi tetes, manajer IA didampingi petugas menjelaskan budidaya melon dan sistem kerja GH yang dapat secara otomatis mengatur suhu dan kelembapan di dalam GH. Petugas juga menjelaskan alur budidaya sayuran pakcoy sistem DFT, diantaranya sistem pemberian nutrisi AB Mix dan kegiatan panen pascapanen pakcoy hingga proses pemasarannya.

Di screen aeroponik kentang, petugas menjelaskan proses pembibitan kentang G0 varietas Granola, mulai dari planlet di laboratorium kultur jaringan, penyetekan hingga penanaman di dalam bak-bak aeroponik, pemeliharaan, panen, proses pengeringan hingga bibit kentang ditanam G1 sampai G4. Di zona rumah pangan lestari, peserta melihat ujicoba budidaya padi terapung varietas inpara di atas kolam ikan. Manajer IA menjelaskan kegiatan budidaya yang dilakukan dan perkiraan panen dan hasilnya.

Kunjungan berakhir di screen house tanaman hias. Koleksi kaktus, sukulen, dan tanaman hias lainnya menarik minat rombongan. Widyaiswara menjelaskan proses perbanyakan kaktus dan sukulen serta pemeliharaannya yang relatif mudah dan dapat menjadi peluang bisnis menguntungkan.

Kepala BRIDA Kota Surakarta, Agung Riyadi, menyampaikan apresiasinya setelah mengelilingi Inkubator Agribisnis. "Apa yang kami lihat di sini sangat inovatif dan menginspirasi kami. Akan kami implementasikan dan sebarluaskan ilmu yang kami peroleh di wilayah kami masing-masing," tandas Agung.