Smart Farming, Kunci Pertanian Berkelanjutan
LEMBANG - Teknologi smart farming menjadi andalan Kementerian Pertanian (Kementan) di era digital saat ini. Teknologi ini turut diperkenalkan kepada 50 mahasiswa dan dosen Politeknik Negeri Lampung, yang berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Rabu (14/08/2024).
Pertanian modern berbasis teknologi dan smart farming menjadi peluang untuk mendorong budidaya pertanian menjadi efisien, terukur, dan terintegrasi. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan menggabungkan teknologi smart farming dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti. "Pertanian harus didukung kalangan milenial. Pemerintah berupaya melakukan regenerasi petani yang dapat berdampak bagi sosial ekonomi masyarakat,"kata Santi.
Di berbagai kesempatan, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan membuka kerja sama dengan stakeholder diantaranya kegiatan kunjungan bagi generasi muda sebagai upaya mengenalkan teknologi pertanian yang dikembangkan di BBPP Lembang.
Dalam kunjungan itu, para mahasiswa Polinela diajak mengelilingi lahan praktik Inkubator Agribisnis, melihat koleksi tanaman sayuran yang dibudidayakan secara konvensional maupun teknologi hidroponik dan pemanfaatan smart farming pada budidaya tanaman di BBPP Lembang.
Di zona rumah pangan lestari, mahasiswa memperoleh penjelasan budidaya sayuran di dalam polybag dan di lahan terbuka. Petugas lapang juga mengenalkan inovasi pemanfaatan kolam ikan dan budidaya padi terapung yang dikenal sebagai minapadi. Padi varietas inpara sedang diujicoba pertumbuhannya di sini.
Di zona ini petugas juga menjelaskan budidaya pakcoy dalam polybag yang diberi perlakuan bahan organik trichoderma. Petugas juga menjelaskan penerapan smart farming pada aktivitas penyiraman tanaman cabai rawit yang ditumpangsarikan dengan selada dan bisa dikendalikan dari smartphone.
Hal ini menarik perhatian para mahasiswa karena generasi muda akrab dengan teknologi sehingga diskusi mengalir tentang cara penerapan smart farming untuk budidaya pertanian. Di zona lainnya yaitu screen aeroponik perbanyakan benih kentang G0, mahasiswa menerima informasi kegiatan pemeliharaan tanaman kentang yang sedang dilakukan pada umur tanaman 3 minggu. Tanaman sedang proses penurunan batang agar pertumbuhan lebih maksimal hingga usia panen 3 bulan.
Sementara itu, di sudut lainnya, sayuran pakcoy yang sedang dipanen dan dikemas untuk dipasarkan, juga menarik mahasiswa program studi agribisnis pangan untuk diskusi tentang pemasaran dan proses budidayanya. Petugas menjelaskan kegiatan budidaya pakcoy sistem DFT (deep flow technique) dan pola tanam yang dilakukan sehingga kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sayuran terjaga untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Salah seorang mahasiswa, Ari Afrizal, menyatakan kekagumannya. "Di BBPP Lembang sudah menerapkan pertanian modern seperti penyiraman otomatis dan deteksi cuaca untuk pengendalian hama. Ini menginsipirasi kami untuk diterapkan di Lampung,"katanya. "Semoga masyarakat pertanian bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan BBPP Lembang untuk menciptakan pertanian berkelanjutan,"katanya lagi.