Pastikan Hasil Pelatihan Diterapkan, Kementan Dampingi Purnawidya di Laboratorium Percontohan
SUBANG - Akhir Mei lalu, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melakukan pelatihan kerja sama dengan tema Peningkatan Produktivitas Pertanian melalui Budidaya Hortikultura secara klasikal dan praktik di kampus BBPP Lembang. Kegiatan ini adalah hasil kerja sama BBPP Lembang dengan Kementerian PUPR melalui OCG-Associates.
Pasca Pelatihan, di lokasi masing-masing purnawidya ditetapkan lahan laboratorium percontohan dan laboratorium uji lokasi sebagai tindak lanjut kegiatan budidaya hortikultura bagi purnawidya.
Di lahan laboratorium percontohan dan laboratorium uji lokasi, purnawidya melakukan Praktik Mandiri (PM).
Mulai awal Juni Widyaiswara BBPP Lembang dan petugas melakukan pendampingan PM bagi purnawidya untuk melaksanakan tahapan demi tahapan budidaya hortikultura, pengolahan hasil produk pertanian dan agribisnis. Widyaiswara BBPP Lembang dan petugas telah melakukan pendampingan PM untuk keempat kalinya.
Pendampingan PM dilakukan 3 – 4 Juli 2024, di 7 lokasi lahan laboratorium percontohan dan laboratorium uji lokasi yang berada di 7 desa di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Kementerian Pertanian berupaya mengantisipasi darurat pangan. "Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperkuat SDM pertanian. Sebab, SDM pertanian dinilai sebagai tulang punggung penggerak Pembangunan," kata Mentan Amran.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengutarakan hal serupa. "Segala sumber daya termasuk SDM pertanian penting dalam peningkatan produksi. Upaya peningkatan kapasitas SDM terus dilakukan," ungkap Dedi.
Sementara Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pelatihan tidak hanya kompeten setelah menjalani pelatihan ini, namun hingga berdampak pada peningkatan pendapatan.
Di Kelompok Tani Muncang Rahayu Desa Rancabango Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, widyaiswara melakukan kegiatan pendampingan pada proses persemaian komoditas hortikultura, cabai dan brokoli.
Pada persemaian, purnawidya juga melakukan proses penyemaian kacang panjang dan mentimun, sebagai uji coba untuk membandingkan kacang panjang dan mentimun yang ditanam langsung di lahan dengan yang melalui proses penyemaian.
Widyaiswara juga memberi pemahaman tentang kelembagaan tani yang akan memberi banyak manfaat untuk pengelolaan usahatani.
Ibrahim, purnawidya pelatihan, mengatakan semua yang telah disampaikan. "Mulai dari perencanaan pelatihan hingga saat ini kegiatan praktik mandiri sangat berharga bagi kami," ungkapnya.
Saat kunjungan di lokasi lainnya, purnawidya Andi Suryadi menjelaskan rangkaian pelatihan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan praktik mandiri terasa sangat efektif. "Apa yang biasa kami lakukan secara tradisional sebelum mengikuti pelatihan, sekarang lebih terarah mulai dari pengolahan lahan, persemaian dan pemeliharaan. Semoga ini bisa meningkatkan produktivitas usahatani kami," kata Andi.
"Pengarahan tentang peluang bisnis dari widyaiswara membuat kami bisa berpikir lebih luas dan jauh, serta ke depannya dapat melakukan banyak hal dengan lebih baik. Harapannya ada bimbingan secara berkelanjutan hingga pelatihan terlihat dampaknya," imbuhnya.