Kenalkan Smart Farming, Kementan Ajak Generasi Muda Terjun ke Industri Pertanian

LEMBANG - Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), mengajak generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Ajakan itu disampaikan kepada 73 siswa-siswi, kepala sekolah dan guru jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK Negeri 13 Pandeglang, yang melakukan kunjungan ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Rabu (5/6/2024).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai ujung tombak masa depan bangsa. "Bagi yang berkecimpung di sektor pertanian, harus bekerja keras mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ini bisa dicapai dengan kolaborasi berbagai pihak swasta maupun pemerintah," tutur Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa cara menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian dengan mengenalkan teknologi pertanian dan pengaplikasian smart farming.

"Pendampingan bagi generasi muda Indonesia untuk pengaplikasian teknologi, inovasi dan budidaya berorientasi agribinis yang bisa menghasilkan keuntungan berlipat, akan menarik minat mereka terjun ke industri pertanian," kata Dedi.

Kepala Sekolah SMK Negeri 13 Pandeglang, Hananah, mengatakan kedatangannya bersama siswa-siswi kelas XII agar mereka mengenal industri pertanian dan menambah wawasan tentang pertanian. "Kami mengunjungi BBPP Lembang membawa rasa ingin tahu yang banyak tentang teknologi pertanian yang diterapkan di BBPP Lembang," katanya.

Dalam kunjungan itu, rombongan siswa-siswi mengelilingi Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Di zona lahan terbuka yang sedang ditanami brokoli dan bawang merah, petugas lahan praktik menjelaskan kegiatan budidaya yang dilakukan mulai dari persemaian bibit, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga waktu panen. Dijelaskan pula penerapan smart farming berbasis internet of things yang bisa dikendalikan dari smartphone untuk proses penyiraman tanaman.

Di zona budidaya tanaman secara hidroponik, petugas memberi penjelasan tentang budidaya sayuran daun seperti pakcoy, seledri, selada dengan sistem deep flow technique, nutrient film technique, dan wick system, mulai dari persemaian, pemberian nutrisi AB mix, pemeliharaan dan waktu panen.

Beranjak menuju screen house hidroponik system irigasi tetes, buah tomat beef yang sudah menguning tanda siap panen menarik minat guru dan murid untuk diskusi tentang proses budidayanya, pemeliharaannya seperti proses penurunan batang (lay down) dan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman.

Sementara itu, di screen house aeroponik yang sedang proses pengeringan benih kentang G0, petugas memberi penjelasan kegiatan pembenihan kentang G0 yang bisa memberi keuntungan banyak karena penjualan dihargai per butir bibit kentang yang dihasilkan.

Di penghujung kegiatan, Hananah, mengaku senang bisa melakukan kunjungan tersebut. "Alhamdulillah kami bisa mengenal pertanian baik konvensional dan modern di BBPP Lembang. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami dan anak-anak saat mereka nanti terjun ke industri pertanian," ucapnya.