Tingkatkan Indeks Pertanaman di Kabupaten Bandung, Kementan Optimalkan Pompanisasi
BANDUNG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satunya melalui program optimalisasi lahan dan pompanisasi di Kabupaten Bandung.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, program pompanisasi yang digulirkan untuk memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. "Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang dapat menghasilkan produktivitas di Indonesia. Karena itu, pemasangan pompa wajib dilakukan karena menjadi solusi cepat untuk mengantisipasi el nino panjang yang sempat menurunkan produksi tahun lalu. Pompanisasi juga diharapkan membuat petani bisa melakukan produksi hingga 3 kali dalam setahun," tutur Amran.
Hal senada diutarakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. "Pompanisasi penting dalam menjaga ketersediaan air untuk pertanian. Diperlukan infrastruktur yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi dan meningkatkan produktivitas pertanian," ujarnya.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi tim BBPP Lembang, melakukan monitoring ke salah satu lokasi program pompanisasi di Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2024). Turut hadir perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Kodim dan Koramil serta kelompok tani di Desa Sumbersari.
Ajat Jatnika menjelaskan secara umum luas lahan sawah tadah hujan yaitu 833 hektar, indeks pertanaman 1 tahun 1 kali. "Ada lahan sawah yang dilindungi tidak boleh dialihfungsikan seluas 657 hektar dan ini menjadi potensial untuk dioptimalisasikan sehingga harapannya dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi lebih dari 1 kali," tutur Ajat.
Bantuan pompanisasi di Desa Sumbersari ada 6 buah dan sudah teralisasi 2 buah. Kelompok Tani Sumbersari sudah menyiapkan pipa yang diupayakan secara swadaya sepanjang 2 km dan menyedot air dari sungai Citarum. Ajat menjelaskan, produktivitas sawah tadah hujan di Desa Sumbersari yang ditanami varietas inpari dan ciherang, sebesar 7 ton/hektar gabah kering panen (GKP). "Dengan total luas lahan 833 hektar maka akan menghasilkan 5.831 ton GKP dan diperkirakan akan meningkat 2 kali lipat sebesar 11.662 GKP dengan adanya program pompanisasi ini," jelas Ajat.
Ajat menambahkan, panen padi direncanakan pada bulan September 2024. "Dengan kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, jajaran TNI serta petani dan kelompok tani, kami harap bisa memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung, secara luas untuk Provinsi Jawa Barat dan bahkan kebutuhan nasional," tandas Ajat.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, program pompanisasi yang digulirkan untuk memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. "Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang dapat menghasilkan produktivitas di Indonesia. Karena itu, pemasangan pompa wajib dilakukan karena menjadi solusi cepat untuk mengantisipasi el nino panjang yang sempat menurunkan produksi tahun lalu. Pompanisasi juga diharapkan membuat petani bisa melakukan produksi hingga 3 kali dalam setahun," tutur Amran.
Hal senada diutarakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. "Pompanisasi penting dalam menjaga ketersediaan air untuk pertanian. Diperlukan infrastruktur yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi dan meningkatkan produktivitas pertanian," ujarnya.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi tim BBPP Lembang, melakukan monitoring ke salah satu lokasi program pompanisasi di Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2024). Turut hadir perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Kodim dan Koramil serta kelompok tani di Desa Sumbersari.
Ajat Jatnika menjelaskan secara umum luas lahan sawah tadah hujan yaitu 833 hektar, indeks pertanaman 1 tahun 1 kali. "Ada lahan sawah yang dilindungi tidak boleh dialihfungsikan seluas 657 hektar dan ini menjadi potensial untuk dioptimalisasikan sehingga harapannya dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi lebih dari 1 kali," tutur Ajat.
Bantuan pompanisasi di Desa Sumbersari ada 6 buah dan sudah teralisasi 2 buah. Kelompok Tani Sumbersari sudah menyiapkan pipa yang diupayakan secara swadaya sepanjang 2 km dan menyedot air dari sungai Citarum. Ajat menjelaskan, produktivitas sawah tadah hujan di Desa Sumbersari yang ditanami varietas inpari dan ciherang, sebesar 7 ton/hektar gabah kering panen (GKP). "Dengan total luas lahan 833 hektar maka akan menghasilkan 5.831 ton GKP dan diperkirakan akan meningkat 2 kali lipat sebesar 11.662 GKP dengan adanya program pompanisasi ini," jelas Ajat.
Ajat menambahkan, panen padi direncanakan pada bulan September 2024. "Dengan kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, jajaran TNI serta petani dan kelompok tani, kami harap bisa memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung, secara luas untuk Provinsi Jawa Barat dan bahkan kebutuhan nasional," tandas Ajat.