Mentan Apresiasi Jawa Barat Target Surplus Beras 1,5 Juta Ton dengan Program Pompanisasi

BANDUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus bergerak mengimplementasikan berbagai program strategis untuk meningkatkan produktivitas padi. Salah satunya adalah program pompanisasi. Implementasi program strategis terlaksana berkat kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan juga dukungan dari TNI.



Salah satu provinsi yang mendapat program tersebut adalah Jawa Barat. Untuk memantau pelaksanaan program tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Jawa Barat, Selasa (7/5/2024). Kegiatan dilaksanakan di Kantor Markas Kodam III Siliwangi.


Kegiatan diawali dengan penjelasan panel sebaran alat mesin pertanian (alsintan) di Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya dilaksanakan inspeksi bantuan alsintan, penyerahan bantuan brigade alsintan secara simbolis kepada Kadistan TPH Provinsi Jawa Barat dan Pangdam III Siliwangi, serta pelepasan bantuan brigade alsintan untuk kabupaten/kota se-Jawa Barat.


Pada kesempatan itu, Mentan mengapresiasi kinerja insan pertanian di Provinsi Jawa Barat. "Saya apresiasi kinerja pertanian di Provinsi Jawa Barat. Jika target peningkatan produksi beras 1,5 juta ton di Jawa Barat tercapai, ini luar biasa, karena Jawa Barat mampu menyelesaikan 30-40 persen masalah impor, di mana impor beras kita tercatat 3 juta," tutur Amran.


Mentan menegaskan bahwa ia menaruh harapan besar kepada tiga provinsi di Pulau Jawa. Ketiganya adalah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang menurut Mentan akan menjadi solusi cepat menyelesaikan krisis pangan di seluruh belahan bumi. Hal ini dapat membuat Indonesia surplus beras dan menghentikan kran impor beras.
"Mari kita semua bergandengan tangan semua menyelesaikan masalah pangan. Pangan menjadi masalah bersama. Tidak ada pangan, maka tidak ada kehidupan, tidak ada peradaban dan tidak ada negara," tegas Amran. Amran menjelaskan bahwa ada tiga hal yang saat ini sedang digerakkan untuk solusi cepat meningkatkan produksi beras nasional di wilayah Jawa Barat. Hal itu adalah pompa eksisting harus dipasang 4.100 buah, alat mesin pertanian dan pompa sebanyak 10.000.


Menurut Mentan, akan datang 2.700 pompa, selanjutnya 2.300 dan berikutnya 5.000 unit, tergantung kecepatan daerah masing-masing memasang pompa. Di sisi lain, terkait dengan pupuk bersubsidi, Mentan kembali mengingatkan jika presiden sudah menyetujui menaikkan kuota pupuk bersubsidi dua kali lipat. "Dari yang semula 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Karena itu, jangan mempersulit petani, karena sama dengan mempersulit pangan dan negara," tegasnya.


Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, air merupakan elemen pendukung strategis bagi pertanian. Tanpa aliran air yang baik dan cukup, Dedi pesimis pertanian akan berkembang baik. Oleh karenanya, dalam rangka memperlancar aliran air bagi pertanian, Kementan menggulirkan program pompanisasi.


"Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi, yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi," terang Dedi.


Sekadar informasi, kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 2.000 tamu undangan. Hadir di antaranya Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, ⁠Pangdam III Siliwangi, Wakapolda Jabar, Irjen Kementan, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, Anggota Komite II DPD-RI, Bupati Bandung, Asisten Khusus Menhan bidang Pangan dan merangkap TAM bidang Pompanisasi, Aster Panglima TNI, Kogabwilhan II, Waaster Kasad, Satgas Pangan, Tenaga Ahli Mentan, Direktur Sumber Daya Manusia PT Pupuk Indonesia (Persero), para Direktur Eselon II Kementan, Pimpinan Wilayah Bulog Jabar, Wakil Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil Jabar, para Babinsa, Babinkamtibmas, Petani, Kelompok Tani dan Penyuluh Pertanian.