Geliat Petani Kabupaten Bandung Rambah Pasar Ekspor Baby Buncis

BANDUNG. Guna memastikan ketahanan pangan tetap terjaga, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengunjungi dua lahan usaha tani di Kabupaten Bandung, Jumat (29/3/2024).

Dedi yang didampingi Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, menyambangi lahan usaha tani milik petani milenial Imas Wartisih dan P4S Jaya Alam Lestari yang diketuai H. Waryudin.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.

"Saat krisis ekonomi kita mampu bertahan, krisis Kesehatan saat covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya,"tutur Amran.

Menurut Amran, untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai fokus bertransformasi dari pertanian tradisional ke modern. Hal ini sudah menjadi fokus kerja Kementan dalam membangun pertanian selama ini. Karena itu diharapkan para pelaku pembangunan pertanian dapat menerapkan pertanian modern agar kesejahteraannya meningkat.

Imas Wartisih merupakan Duta Petani Milenial yang telah dikukuhkan oleh Kementan, menceritakan aktivitas budidaya komoditas hortikultura baby buncis di atas lahan seluas 1,5 hektar yang dikelolanya. Lahan usahataninya berlokasi di Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.

Di tengah aktivitas panen baby buncis usia 45 hari, Imas menceritakan baby buncis yang dibudidayakannya ini produktivitasnya 12 ton/hektar dan dalam 1 tahun bisa menanam buncis sebanyak 3 kali sehingga total produksi mencapai 35 ton per tahun.

Pemasarannya merambah pasar lokal ke berbagai daerah di Indonesia yaitu Jakarta dan beberapa kota di Kalimantan. Buncis produksi petani milenial ini juga merambah pasar ekspor ke Hongkong dan Singapura.

Sementara Kepala Badan memberikan sejumlah saran untuk optimalisasi budidaya baby buncis. Di antaranya, penggunaan sungkup untuk melindungi tanaman sehingga dapat beradaptasi dengan cuaca dan serangan hama serangga.

Dirinya juga menyarankan karena harga tergantung permintaan pasar maka petani harus memiliki data permintaan pasar sehingga dapat menentukan harga.

Bergerak menuju lokasi usahatani P4S Jaya Alam Lestari yang usahatani utamanya adalah sayuran organik, berkolaborasi dengan petani milenial Imas Wartisih melakukan budidaya baby buncis dan kopi, Kepala Badan mengungkapkan pengelolaan pertanian organik termasuk high technology, dan harus diperhatikan masa berlaku sertifikat organiknya agar menjaga kestabilan harga produk yang dipasarkan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat memberikan sambutan setelah berkunjung ke 2 lokasi petani, menyampaikan bahwa kegiatan bercocok tanam itu harus dengan hati.

"Petani tersenyum saat harga bagus, produktivitas tinggi, dan HPP rendah,"tuturnya.

Dedi juga menjelaskan bahwa sektor pertanian akan memberikan keuntungan berlipat jika menerapkan agribisnis.

"Salah satu ciri agribisnis yang baik adalah adanya contract farming dan menggunakan teknologi seperti benih, pupuk/nutrisi, pengendalian hama penyakit yang baik untuk menggenjot produktivitas,"ungkap Dedi.

Menutup kegiatan kunjungan, Kepala Dinas Pertanian, Ningning Hendasah mengutarakan pemerintah daerah Kabupaten Bandung mendukung penuh sektor pertanian menjadi salah satu sektor andalan di Kabupaten Bandung.

Dukungan yang diberikan diantaranya penyaluran benih unggul bagi petani, kartu tani, BPJS ketenagakerjaan. Dirinya bangga dengan generasi muda yang semangat berwirusaha di bidang pertanian, salah satunya apa yang dilakukan oleh Imas Wartisih. "Kami sudah berencana akan mencalonkan Imas Wartisih sebagai petani berprestasi di tingkat provinsi Jawa Barat,"katanya.