Pertanian Organik Hingga Smart Farming di BBPP Kementan Sukses Curi Perhatian Ratusan Siswa MTs Al-Asiyah

LEMBANG – Di tengah gempuran era digital sektor pertanian perlu bertransformasi dan meninggalkan aspek tradisional. Disampaikan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bahwa pertanian harus beralih dari pertanian tradisional ke pertanian modern.

“Ini penting agar kita dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan efisiensi biaya tanam per hektar yang lebih rendah karena pemanfaatan yang tepat," ujarnya. Lebih lanjut, Ia juga menunjukkan rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang sedang merancang agar petani milenial dapat bertani sambil mengerjakan pekerjaan lainnya dengan mengandalkan teknologi.

Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa Kementan secara konsisten memberikan dukungan bagi mereka yang ingin terlibat dalam sektor pertanian.

Dukungan tersebut mencakup penyediaan bibit unggul, pupuk subsidi, serta alat mesin pertanian seperti traktor, combine harvester, dan berbagai alat lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas. Ini dilakukan sebagai langkah dalam mendukung para petani milenial.

Karenanya, sebagai bagian dari BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang terus mengoptimalkan peran petani milenial. Di antaranya melalui program kerja sama kunjungan yang ada di BBPP Lembang.

MTs Al Asiyah Kabupaten Cibinong mengajak 265 siswa kelas 8 mengunjungi BBPP Lembang pada Kamis (29/2). Ini merupakan kerja sama kunjungan antara MTs Al-Asiyah dan BBPP Lembang dalam beberapa tahun terakhir.

Rombongan dari MTs Al Asiyah disambut dengan hangat oleh tim manajemen BBPP Lembang yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Program dan Kerja Sama, Yannisa Nuraeni Kuswandi.

Disampaikan Kepala Madrasah, R.A Fauzi, pihaknya terus berupaya mengenalkan dunia pertanian kepada generasi muda sejak di bangku sekolah. "Kami berharap melalui kunjungan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para siswa, terutama di era modern ini di mana tidak banyak generasi muda yang bercita-cita menjadi petani," ujar Fauzi.

Yannisa menyambut baik kedatangan para siswa. Ia memperkenalkan berbagai program yang ada di BBPP Lembang sebagai upaya mendorong percepatan penumbuhan petani milenial.

Hal tersebut juga sesuai dengan arahan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, yang menyatakan bahwa regenerasi petani menjadi aset bagi sektor pertanian di masa depan. Menurutnya petani milenial menjadi pemegang tongkat estafet pertanian selanjutnya.


Di wilayah Lembang sendiri, sektor hortikultura menjadi sektor yang banyak diminati oleh para petani milenial.

Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok besar. Sebanyak 115 peserta mendapatkan materi di aula, sementara 250 siswa lainnya terbagi menjadi kelompok kecil untuk melakukan praktik di area Inkubator Agribisnis (IA).

Di aula, peserta mendapatkan materi tentang hidroponik yang disampaikan oleh Dewi Padmisari, widyaiswara BBPP Lembang. Materi tersebut dirancang untuk menggugah minat generasi muda terhadap pertanian dengan teknik modern.

Sebagai informasi, hidroponik merupakan salah satu teknik bertani dengan memanfaatkan air dalam pemberian nutrisi bagi tanaman. Di IA BBPP Lembang, instalasi sistem hidroponik kini dipadukan dengan penerapan smart farming sehingga mempermudah proses budidaya yang dilakukan oleh petugas di lapangan.

Sementara itu, kelompok lainnya melakukan praktik di empat titik. Kelompok pertama, adalah kelompok yang membuat pupuk kompos dari kotoran hewan ternak. BBPP Lembang telah mengembangkan produk inovatif pupuk kompos yang dikenal sebagai ko-mix hayati. Selain itu, di area yang sama, kelompok kedua membuat pupuk organik cair.

Di area screen house hidroponik, peserta mempelajari teknik budidaya dengan hidroponik sistem NFT dan DFT. Petugas lapangan juga memperkenalkan wick sistem sebagai salah satu model hidroponik yang mudah dibuat oleh peserta. Petugas lapang juga mengajak peserta melihat screen persemaian yang telah menerapkan smart farming.

Kelompok terakhir melakukan praktik membuat es krim jagung di laboratorium pengolahan hasil.

Dipandu Widyaiswara, Saptoningsih, peserta secara bergantian melakukan tahapan pembuatan es krim jagung.

Ditemui setelah berkeliling Sita Emilia dan Yuni, membagikan pengalamannya. Diceritakan Yuni, Ia telah melakukan praktik membuat instalasi hidroponik sederhana. Menurutnya, praktik tersebut mudah untuk diterapkan dan menjadi ilmu baru yang bermanfaat. Sementara Sita mengungkapkan kekagumannya terhadap koleksi komoditas yang ada di BBPP Lembang.

Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman berharga bagi para siswa dalam mengenal dunia pertanian serta menginspirasi mereka untuk berperan aktif dalam pembangunan sektor pertanian di masa depan. YKO/DRY