BBPP Kementan Optimalkan Peran Petani Milenial Lewat Program PKL
LEMBANG - Sedikitnya delapan orang mahasiswa jurusanAgribisnis Universitas Muhammadiyah Bandung mengambil bagian dalam PraktikKerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian(BBPP) Lembang. PKL berlangsung selama satu bulan sejak 1 Februari 2024 lalu diInkubator Agribisnis BBPP Lembang.
Selama masa PKL, para mahasiswa mendapat bimbinganlangsung dari para Widyaiswara. Masing-masing mahasiswa ditempatkan di berbagaiarea, seperti lahan brokoli, screen house aeroponik tanaman kentang,lahan kopi, laboratorium pengolahan hasil, screen house NFT dan DFTtanaman seledri, serta tanaman brokoli dan selada dengan sistem tumpangsari dilahan konvensional.
Senin (26/02), sebagai salah satu rangkaian dan syaratkelulusan dari PKL di BBPP Lembang, para mahasiswa menyelenggarakan seminarakhir untuk memaparkan hasil PKL mereka. Seminar ini dihadiri oleh Widyaiswaradan rekan PKL dari universitas lainnya.
Salah satu sorotan dari presentasi tersebut adalahinovasi yang diungkapkan oleh Bimo Amir Syarifuddin, mahasiswa yang ditempatkandi laboratorium pengolahan hasil. Bersama dengan pembimbing lapang danWidyaiswara, Bimo menghasilkan produk bernama "bola-bola brokoli",sebagai bentuk diversifikasi dan peningkatan nilai tambah komoditastersebut. Dengan bahan dasar brokoli, dipadukan dengan tepung terigu danbahan lainnya, “bola-bola brokoli” dapat menjadi alternatif camilan sehat yangjuga mudah di buat pada skala rumah tangga.
Tidak kalah menarik, Tila Siti Nurlina, mahasiswa yangjuga ditempatkan di laboratorium pengolahan hasil, memaparkan strategipemasaran melalui brand image pada produk olahan es krim jagung. Es krimjagung merupakan produk olahan andalan dari BBPP Lembang yang menggabungkangizi pada jagung menjadi makanan yang banyak disukai dan bernilai jual tinggi.
Di area screen house aeroponik, Tri Rizki Febriantoromenganalisis kelayakan usaha tani kentang G0 yang dibudidayakan di BBPPLembang.
Setelah semua peserta mempresentasikan hasilpengamatannya, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pembahasan olehWidyaiswara pembahas. Pada sesi ini, Widyaiswara memberikan kritik dan masukankepada masing-masing peserta, mulai dari teknik penulisan laporan hingga hasilpengamatan yang telah dilakukan.
Ditemui setelah seminar, Muchammad Bio Almengungkapkan kesannya. Meskipun waktu yang terbatas, Bio mengakui bahwa PKL diBBPP Lembang memberikan banyak ilmu baru dan pengalaman yang bermanfaatbaginya. Ia juga mengapresiasi peran Widyaiswara dan pembimbing lapang yangtelah membimbing dan membagi ilmunya.
Kamis (28/02) Ketua Tim Kerja Program dan Kerja Sama,Yannisa Nuraeni Kuswandi, melepas kedelapan mahasiswa yang telah selesaimelaksanakan PKL di BBPP Lembang.
Program PKL menjadi momen bagi para mahasiswa untukmengaplikasikan pengetahuan teoritis mereka dalam dunia nyata sertamenghasilkan inovasi yang berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah dalamindustri agribisnis.
Ini juga menjadi salah satu upaya KementerianPertanian melalui BBPP Lembang dalam mencetak petani milenial.
Dikemukakan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, bahwasebagai bagian dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP),BBPP Lembang memiliki tugas pokok dan fungsi pengembangan SDM pertanian.Termasuk di dalamnya yakni regenerasi petani milenial melalui program pelatihanvokasi dan pembelajaran PKL bagi para siswa dan mahasiswa di bidang pertanian.
Hal ini sesuai dengan arahan Kepala BPPSDMP, DediNursyamsi yang menyatakan bahwa "Program penumbuhan petani milenial yangdilakukan di BPPSDMP bersama dengan Eselon 1 di Kementerian Pertanian harusterus dilakukan secara terstruktur dan sistematis dengan pelibatan berbagaistakeholder untuk mempercepat regenerasi petani yang adaptif terhadap teknologiserta tangguh yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuanpembangunan pertanian," katanya
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman juga menaruhharapan pada regenerasi petani yang dapat mendukung tercapainya kesejahteraanpetani dan kedaulatan pangan serta menjadikan Indonesia sebagai Lumbung PanganDunia di Tahun 2045.
"Kita harus optimis bahwa hal itu dapattercapai. Peningkatan kapasitas bagi petani milenial dan penyuluh harus terusdilakukan secara masif karena merekalah pelaku pertanian yangsesungguhnya," ujarnya. YKO/DRY