Panen Perdana di Banjaran, Petani dan Penyuluh Sumringah Hasilkan Produktivitas Padi 6,5 ton/ha
BANJARAN - Aktivitas agribisnis padi baik tanam dan panen di berbagai wilayah di Indonesia tampak bergeliat. Petani beserta penyuluh pertanian dengan semangat melakukan tanam dan panen secara periodik untuk menjaga produksi pangan dalam negeri. Salah satunya terlihat di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung memiliki lahan sawah irigasi 986,74 hektar dan sawah tadah hujan seluas 186,26 hektar.
Diketahui sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian nasional.
Geliat tanam dan panen padi di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, tepatnya di Kampung Ciherang Desa Kiangroke Kecamatan Banjaran. Pelaku agribisnis padi sekaligus pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mukhlis panen perdana padi. Tanaman Padi yang dibudidayakan oleh P4S ini sebanyak 40 hektar, terdiri dari padi organik seluas 5 hektar, padi semi organik 5 hektar dan padi konvensional 30 hektar.
Panen perdana padi organik dilakukan di hamparan sawah seluas 0,5 hektar pada Selasa (27/2/2024). Umur tanaman 105 hari setelah tanam ini dipanen oleh kelompok tani didampingi koordinator penyuluh Kecamatan Banjaran dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.
Varietas yang ditanam adalah sintanur dengan sistem jajar legowo 4 dan diberi perlakuan eco-enzym untuk membantu menyehatkan tanaman padi dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi. P4S Al-Mukhlis merupakan pelaku pembangunan pertanian di sektor agribisnis padi, melakukan budidaya dan bergerak di sektor hilir dengan membuka rumah makan, sehingga yang dijual tidak hanya gabah dan beras, namun juga sudah berbentuk nasi dilengkapi lauk pauknya.
Sisa makanan dari rumah makan tersebut dibuat eco-enzyme yang dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman organiknya dan hasil lainnya seperti sabun dan hand sanitizer. Sehingga boleh dikatakan P4S Al-Mukhlis sudah menerapkan pertanian zero waste yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya.
"Setelah dilakukan ubinan di 2 titik yaitu 3,68 dan 4,74, setelah dikonversikan menghasilkan produktivitas 6,5 ton/hektar”, demikian keterangan BPS dari Ketua Tim Pertanian BPS Kabupaten Bandung, Dani Wildan Hakim setelah panen selesai dilakukan.
Dadang Sulaeman, pengelola P4S Al-Mukhlis mengunkapkan rasa syukurnya terkait panen yang dilakukan. "Alhamdulillah hari ini kami melakukan panen perdana padi organik. Padi ini juga dilakukan aplikasi eco-enzyme sebagai komitmen kami menerapkan pertanian organik ramah lingkungan,"ucapnya.
Sedangkan Koordinator Penyuluh Kabupaten Banjaran, Dadang Kustiawan mengatakan hasil ini memuaskan dan optimis panen berikutnya akan menghasilkan produktivitas lebih tinggi lagi.