Kementan Tarik Minat Generasi Milenial Pelajari Agribisnis Wujudkan Ketahanan Pangan

Mahasiswa semester 1, 3 dan 5 yang tergabung di Himpunan Profesi Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Kota Cirebon adakan Agriculture Education Visit ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.


LEMBANG. Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi pangan nasional melalui berbagai langkah strategis salah satunya transformasi teknologi pertanian modern. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan, "Saya berharap Indonesia bisa kembali swasembada pangan terutama padi dan jagung. Menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa sektor pertanian berkembang secara berkelanjutan, memberikan hasil yang memuaskan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani kita," tutur Amran.


Sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa BPPSDMP fokus mendukung program Kementan melalui 3 pilar yaitu pedidikan, pelatihan dan penyuluhan. Salah satunya untuk mencetak jutaan petani milenial untuk regenerasi petani.


Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT BPPSDMP Kementan memiliki standar pelayanan publik untuk menyelenggarakan pelatihan dengan stakeholdernya petani dan penyuluh pertanian/pertugas. Di samping itu, BBPP Lembang membuka peluang kerjasama dengan berbagai stakeholder lainnya untuk menarik minat generasi muda terjun ke pertanian, melalui kegiatan kunjungan.


Salah satu stakeholder BBPP Lembang yang rutin setiap tahun mengajak mahasiswanya berkunjung ke BBPP Lembang adalah Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Kota Cirebon. Rabu (24/1/2024), 50 mahasiswa didampingi dosen hadir di BBPP Lembang. Dosen UGJ, Ahmad Jaeroni, mengatakan bahwa kehadiran mahasiswa generasi Z ini berharap dapat meningkat pengetahuan dan keterampilannya terutama tentang agribisnis setelah berkunjung ke BBPP Lembang.


Kepala BBPP Lembang yang diwakili oleh Koordinator Program dan Evaluasi BBPP Lembang, Taufik Lukman, saat menerima rombongan, mengatakan, "Program utama Kementerian Pertanian saat ini adalah peningkatan produksi pangan terutama padi dan jagung. Program tersebut dapat dicapai dengan menerapkan agribisnis dan juga smart farming," ujarnya. Taufik berharap gen Z ini menjadi harapan bagi pertanian Indonesia yang dapat membawa pertanian Indonesia lebih modern sehingga tercapai ketahanan pangan.


Pertanian modern salah satunya dengan menerapkan budidaya tanaman secara hidroponik. Ini disampaikan oleh widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana, tentang berbagai sistem di dalam teknologi hidroponik seperti wick system, irigasi tetes, aeroponik, deep flow technique (DFT), dan nutrient film technique (NFT) yang diterapkan di BBPP Lembang. Cece juga menyampaikan aneka tanaman sayuran dan buah yang bisa dibudidayakan dengan berbagai sistem tersebut.


Peserta lalu beranjak menuju Inkubator Agribisnis, pertama ke laboratorium pengolahan hasil pertanian untuk belajar pengolahan hasil jagung menjadi olahan pangan lezat yaitu es krim. Widyaiswara Ahli Utama BBPP Lembang, Saptoningsih, menyampaikan, "Di dalam agribisnis, terdapat 4 sub sistem. Pengolahan hasil adalah sub sistem ke-3 dari proses agribisnis," jelas Ning.


Widyaiswara didampingi petugas laboratorium menjelaskan bahan dan alat untuk mengolah jagung menjadi es krim. Bahannya adalah jagung manis, susu murni/UHT, susu kental manis, emulsifier, dan telur. Peserta pun diajak mempraktikkan olahan es krim jagung.


Proses pembuatan es krim jagung sangat mudah. Pertama, jagung dipipil dan diblender, tambahkan telur dan air hingga adonan lembut. kemudian tambahkan susu murni dan susu kental manis serta emulsifier. Setelah itu adonan es krim dibekukan dulu. Setelah beku, adonan eskrim jagung diblender selama 20 menit hingga mendapatkan tekstur lembut dan mengembang, sebelum dimasukkan ke dalam kemasan es krim untuk bisa dinikmati. Peserta pun mencicipi es krim jagung. Mereka berkomentar bahwa es krim jagung ini enak dan teksturnya juga lembut.


Selanjutnya, peserta beranjak menuju Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Dibagi 5 kelompok kecil, dengan semangat ciri khas generasi muda, praktik membuat instalasi wick system. Satu persatu memberikan nutrisi AB mix ke dalam baki, membuat lubang tanam di styrofoam, menaruh bibit tanaman selada ke dalam rockwool dan dimasukkan ke dalam netpot yang sudah dipasangkan kain flannel. Terakhir meletakkannya ke lubang tanam yang sudah dibuat.


Delisa Roudlatus Habillah, perwakilan peserta menyampaikan, "Di BBPP Lembang kami belajar agribisnis salah satunya tentang pengolahan hasil pertanian pengolahan jagug menjadi eskrim. Ternyata sangat mudah membuatnya. Semoga bisa kami terapkan ilmunya di kampus kami," ujarnya.

Editor: Achmad Handyoko, SE, M.Si (Sub Koordinator Program dan Kerjasama)