BBPP Kementan Dorong Siswa MTs Al Karimiyah Selami Potensi Olahan Jagung dan Kopi
Sebanyak 175 siswa kelas 8 MTs Al Karimiyah melakukan kunjungan studi ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Senin (18/12). Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan wawasan lebih dalam kepada siswa mengenai teknis budidaya pertanian dan pengolahan hasil pertanian.
Kedatangan para siswa dan guru pendamping mereka disambut hangat oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika.
Tatik Mulyati, perwakilan dari pihak sekolah menyampaikan kedatangannya bersama para siswa ini merupakan kedua kalinya. Pengalaman pertama memberikan kesan yang baik bagi para siswa. Karenanya sekolah kembali mengajak para siswa belajar pertanian di BBPP Lembang.
Menanggapi hal tersebut, Ajat Jatnika mengapresiasi semangat para siswa dan guru untuk memperkenalkan pertanian sejak dini. Ajat menilai ini dapat menjadi langkah yang baik dalam mendorong regenerasi petani. Lebih lanjut Ajat menegaskan bahwa pertanian merupakan sektor kunci yang tak pernah berhenti berkembang. "Pertanian memiliki peran penting. Oleh sebab itu kami menaruh banyak harapan kepada generasi muda, termasuk adik-adik yang hadir di sini. Kami optimis siswa yang ada di sini nantinya akan berpengaruh pada pertanian Indonesia," ujar Ajat.
Peserta kemudian terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan materi pengolahan kopi yang disampaikan oleh Aris Hanafiah, widyaiswara BBPP Lembang. Sementara itu, kelompok kedua menuju laboratorium pengolahan hasil untuk melakukan praktik pembuatan es krim jagung.
Kopi menjadi salah satu komoditas yang sedang naik daun, terutama didukung dengan menjamurnya bisnis coffee shop. Pada materi pengolahan kopi, siswa diajak untuk mengenal berbagai jenis kopi dan teknik pengolahannya. BBPP Lembang sendiri membudidayakan sekitar 600 tanaman kopi arabika, jenis kopi yang cocok untuk dibudidayakan di dataran tinggi.
Di sisi lain, siswa yang berada di laboratorium pengolahan hasil berkesempatan untuk terlibat langsung dalam praktik pembuatan es krim jagung. Dipandu Widyaiswara BBPP Lembang, Saptoningsih, dengan bahan utama jagung yang diolah bersama susu UHT, susu kental manis, dan emulsifier, mereka berhasil menciptakan es krim jagung yang tidak hanya bergizi tetapi juga lezat. Proses ini diharapkan dapat memberikan alternatif cemilan yang menggunakan bahan lokal.
Tentu saja, keseruan kunjungan tidak terlewatkan saat peserta mencicipi dan menilai rasa dari es krim jagung hasil karya mereka. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang pengolahan kopi dan jagung, tetapi juga merasakan kepuasan dari kreasi kuliner mereka sendiri.
Kunjungan ini diakhiri dengan kesan positif dari para siswa dan guru pendamping, yang mengungkapkan rasa terima kasih atas pengalaman berharga dan ilmu baru yang mereka dapatkan dari BBPP Lembang. Harapannya adalah agar pengetahuan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan motivasi untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor pertanian di masa depan.
Regenerasi petani sangat penting dalam memastikan kelangsungan dan inovasi di sektor pertanian. Proses regenerasi mampu membawa ide-ide segar dan inovasi di pertanian. Dengan mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam pertanian, kita tidak hanya dapat menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan peningkatan permintaan pangan, namun juga membangun pondasi yang kokoh untuk pertanian berkelanjutan dan berdaya saing di masa depan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa regenerasi petani menjadi tantangan fundamental. “Sektor pertanian makin dijauhi oleh tenaga kerja usia produktif, sehingga melalui pemberian dukungan teknis, jaringan pasar, dan digitalisasi di sektor pertanian dapat meningkatkan minat kepada sektor pertanian,” pungkasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan hal senada. Menurutnya, keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian. “Mereka (petani milenial) diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir,” ujarnya.