Optimalkan Potensi Komoditas Lokal, Stakeholder Desa Cipayung Studi ke BBPP Kementan

 Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan nilai tambah jagung,perangkat desa, penyuluh pertanian, kelompok wanita tani (KWT), dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari Desa Cipayung, Kabupaten Bogor, melakukan kunjungan edukatif ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Jumat (15/12). Kunjungan ini diinisiasi dalam rangka studi tiru untuk meningkatkan pengetahuan produk olahan jagung dan keterampilan dalam praktik pertanian berbasis hidroponik.


Peserta kunjungan sebanyak 45 orang diterima dengan hangat di ruang kelas Krisan 5 BBPP Lembang oleh Sub Koordinator Program dan Kerja Sama, Achmad Handyoko. Pada kesempatannya Achmad memperkenalkan BBPP Lembang sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) pelatihan di bawah eselon I Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Melalui berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki, BBPP Lembang berharap dapat memberikan ilmu yang baru kepada seluruh peserta kunjungan.

Peserta kunjungan kemudian menerima materi hidroponik yang disampaikan oleh Cece Mulyana, widyaiswara BBPP Lembang. Materi tersebut mencakup prinsip-prinsip dasar hidroponik, teknik pembuatan dan pengelolaan, dan manfaat dari sistem hidroponik.

Setelah sesi penyampaian materi, Cece mengajak peserta melihat instalasi hidroponik di area screen house hidroponik. Peserta juga diberi kesempatan untuk langsung mempraktikkan pembuatan hidroponik sistem DFT (Deep Flow Technique) dengan alat dan bahan yang mudah didapat.

Banyak peserta yang mengungkapkan ketertarikannya untuk bertani dengan sistem hidroponik. Sistem ini dinilai cocok dengan kondisi lahan pertanian di Desa Cipayung yang sudah mulai berkurang.

Peserta juga diperkaya dengan praktik membuat es krim jagung di laboratorium pengolahan hasil pertanian. Praktik dipandu oleh Saptoningsih, Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi pengolahan hasil pertanian. Pemilihan jagung sebagai bahan baku es krim menjadi penting, mengingat jagung merupakan salah satu komoditas yang potensial di Desa Cipayung. Dengan demikian, diharapkan praktik pengolahan hasil jagung dan hidroponik ini dapat menjadi alternatif yang berdaya guna bagi masyarakat di Desa Cipayung, khususnya dalam meningkatkan nilai jual produk pertanian dan berkebun di lahan yang terbatas.

Ditemui di akhir kunjungan, Hikmah Adnin Illiyn, penyuluh pendamping lapangan memberikan apresiasinya terhadap BBPP Lembang yang telah memfasilitasi kegiatan kunjungan kali ini. Ia menilai praktik pengolahan jagung menjadi es krim jagung dan pembuatan sistem hidroponik sangat relevan untuk diterapkan di desanya. “Di Desa Cipayung, produktivitas jagung kami tinggi. Dengan mempelajari pembuatan produk olahan ini, kami berharap dapat meningkatkan nilai jual produk kami yang sebagian besar kami jual kepada para wisatawan. Materi sistem hidroponik yang diberikan juga sangat bermanfaat, mengingat lahan pertanian di wilayah kami sudah makin terbatas,” ungkapnya.

Kunjungan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tukar pikiran antara peserta kunjungan dengan widyaiswara.

Kreativitas dalam pengolahan komoditas mampu meningkatkan harga jual produk pertanian. Melalui inovasi dalam proses pengolahan, pelaku usaha tani dapat menciptakan produk bernilai tambah yang memiliki keunikan dan cita rasa khas. Hal ini tidak hanya menguntungkan para petani dengan meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga membuka peluang ekspansi pasar dan membantu meningkatkan kontribusi komoditas tersebut di sektor pertanian.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan dukungannya dalam peningkatan produktivitas pangan. Menurutnya sebagai bagian dari Kementerian Pertanian BBPP Lembang turut andil dalam peningkatan produktivitas dan mencukupi kebutuhan pangan 273 juta jiwa penduduk Indonesia. Ia juga berharap pelaku agribisnis dapat saling sinergi untuk menghasilkan produk olahan sebagai upaya peningkatan nilai tambah suatu produk.

Ini sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, juga mendorong para pelaku usaha tani untuk meningkatkan “cuan” dengan produk-produk olahan. “Petani singkong jangan hanya menjual singkong, buat keripik singkong. Begitu juga dengan peternak sapi, jangan hanya menjual sapi, manfaatkan semuanya. Pertanian harus mampu menghasilkan duit yang banyak,” kata Dedi.