BBPP Lembang Gugah Minat Ratusan Siswa SMP Kota Bekasi Terjun ke Pertanian

Sebanyak 280 siswa beserta guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 23 Kota Bekasi mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Rabu (13/12). Kedatangan rombongan yang turut didampingi kepala sekolah ini disambut baik oleh perwakilan tim manajemen BBPP Lembang dan widyaiswara.

Bertempat di Aula Catur Gatra, Achmad Handyoko, Sub Koordinator Program dan Kerja Sama menerima kedatangan peserta. Disampaikan Achmad, pertanian kini tidak hanya milik generasi milenial. Namun generasi di bawahnya yakni generasi X juga telah melirik sektor pertanian. Ini terlihat dari banyaknya siswa tingkat SD hingga SMA yang melakukan agroeduwisata untuk belajar pertanian di BBPP Lembang.


Hal tersebut juga sejalan dengan arahan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, terkait peran strategis BBPP Lembang dalam regenerasi petani.

“Kami sadar bahwa generasi muda yang selanjutnya akan menjadi pemegang tongkat estafet pertanian. Karenanya sebagai bagian dari Kementerian Pertanian (Kementan) kami turut mendorong regenerasi petani dan penumbuhan petani milenial melalui pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, pemberdayaan P4S, branding petani, Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), hingga program YESS,” jelasnya.

Kepala SMPN 23 Kota Bekasi, Ruslina, menyampaikan bahwa kedatangannya bersama siswa kelas 8 kali ini menjadi momen untuk memperkenalkan pertanian sejak dini, terutama di bidang hidroponik yang akan menjadi materi utama pada kunjungan kali ini.

Prosesi penerimaan ditutup dengan penyerahan plakat dari SMPN 23 Kota Bekasi kepada BBPP Lembang.

Hendra Gunawan, Widyaiswara BBPP Lembang menyampaikan materi budidaya hidroponik. Didampingi petugas lapang, Hendra mendemonstrasikan cara membuat instalasi hidroponik sistem wick dan Deep Flow Technique (DFT)Sistem wick merupakan model paling sederhana dari sistem hidroponik. Sementara sistem DFT merupakan sistem yang lebih modern dengan bantuan mesin pompa untuk mengalirkan air dan nutrisi. Namun sistem DFT dapat dibuat dengan alat dan bahan sederhana yakni pipa paralon.

Tidak hanya siswa, para guru pun nampak antusias ingin mengetahui lebih lanjut tentang sistem hidroponik ini.

Adzkiya, salah seorang peserta yang ditemui setelah praktik mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertamanya mempelajari sistem hidroponik. “Kami mendapat ilmu yang baru, dan sepertinya mudah untuk dipraktikkan di rumah,” ungkapnya.

Selanjutnya para petugas lapang mengajak siswa berkeliling area Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Peserta melihat screen house dengan sistem irigasi tetes dan DFT dengan instalasi yang lebih besar. Petugas juga memperkenalkan koleksi komoditas sayuran di lahan konvensional.

Tidak hanya menjadi lumbung pangan, pertanian juga membuka peluang menjanjikan di masa depan untuk ekonomi yang lebih baik. Karenanya Kementan mendorong minat generasi muda yang terhadap pertanian dan menanamkannya sejak dini.

Dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi sehingga banyak generasi milenial yang potensial. Menurutnya hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama untuk meningkatkan peran generasi milenial di sektor pertanian.

“Indonesia mengalami bonus demografi yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif. Generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga memiliki kreativitas dalam segala aspek kehidupan,” pungkasnya