Generasi Z Lirik Sektor Pertanian Jadi Peluang Masa Depan Cemerlang
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai salah satu UPT Pelatihan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, menjadi salah satu lokasi yang dilirik oleh generasi X, Y, Z bahkan generasi alpha seluruh Indonesia sebagai tempat untuk menempa kompetensi bidang pertanian. Melalui kegiatan kunjungan, field visit, dan studi tiru, tahun 2023 ini sudah ribuan stakeholder pertanian silih berganti mengunjungi BBPP Lembang.
LEMBANG. Generasi muda Indonesia diharapkan banyak yang terjun ke sektor pertanian. Kementerian Pertanian terus mendorong generasi muda untuk mau menekuni pertanian. Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi, PWMP, YESS programme, diharapkan tumbuh banyak generasi muda yang melirik dan menekuni profesi yang menjanjikan masa depan cemerlang ini, asalkan ditekuni dengan serius dan diwarnai sentuhan teknologi.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, berpesan kepada generasi muda, "Kunci sukses ada 2, muliakan orangtua dan disiplin dengan waktu, maka kesuksesan akan kita raih," tutur Amran. Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. "Generasi muda adalah generasi penerus pertanian ke depan. Tongkat estafet pembangunan pertanian berada di tangan generasi muda Indonesia dan yang akan melanjutkan hidup matinya sektor pertanian di Indonesia," ujarnya.
Salah satu stakeholder yang bekerjasama dengan BBPP Lembang adalah SMP Ganesa Satria Depok. Kepala sekolah dan guru mendampingi 70 siswa-siswa kelas VII dan VIII hadir di BBPP Lembang dan diterima oleh tim manajemen BBPP Lembang, Kamis (14/12/2023). Siswa-siswi dengan serius menyimak profil BBPP Lembang yang ditayangkan secara audio-visual, tentang tugas pokok dan fungsi, fasilitas pelatihan dan sarana praktik.
Widyaiswara BBPP Lembang, Riyadi Pratiwa, dengan rinci memberikan materi tentang pembuatan pupuk organik. "Mengapa kita harus menggunakan pupuk organik pada proses budidaya pertanian?" tanya Riyadi. Riyadi pun memberikan penjelasan bahwa dengan organik maka bahan pangan yang kita konsumsi mulai dari sumber karbohidrat, protein, dan vitamin akan sehat bebas pestisida. "Ini baik untuk pertumbuhan tubuh kita," jelasnya.
Riyadi pun menjelaskan cara pembuatan pupuk organik, mulai dari alat dan bahan yang diperlukan, proses pembuatannya hingga pupuk organik bisa diaplikasikan. "Tiga hal yang harus dipahami pada pembuatan kompos: kadar air jangan lebih dari 60%, suhu dijaga hingga hanya 60 derajat saja dan ciri kompos sudah matang perhatikan warnanya yang coklat kehitaman dan sudah tidak berbau kotoran hewan lagi, melainkan baunya seperti bau tanah saja," jelasnya.
Tidak berlama-lama, terbagi dalam 2 kelompok, mereka bergantian mengunjungi sarana berlatih di BBPP Lembang. Di screen house tanaman hias, koleksi cantik tanaman hias kaktus dan sukulen mengundang keingintahuan siswa-siswi untuk bertanya kepada petugas lapangan tentang jenis kaktus dan sukulen, media tanam, cara perbanyakannya dan proses pemeliharaannya.
Sementara itu, terpantau di sudut kandang sapi dan rumah kompos, widyaiswara didampingi petugas, mendemokan proses pembuatan pupuk kompos. Pembuatan pupuk kompos yang berbahan dasar kotoran hewan sapi, kotoran ayam, dedak, molase, dan air, cukup mudah dipahami oleh siswa yang hadir.
Saat menanyakan kesannya belajar pertaniaan di BBPP Lembang, Marsya Septiani Purba, salah satu siswa yang sedang asyik memperhatikan proses pemerahan susu sapi di kandang sapi, berkata, "senang sekali berkunjung ke BBPP Lembang, banyak ilmu yang diperoleh tentang pertanian. Tadinya saya tidak tahu tentang pertanian, jadi tahu banyak hal dengan berkunjung ke sini. Terimakasih ya BBPP Lembang!!" ujarnya.
Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)