Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menjadi tempat kunjungan industri yang diminati oleh para perangkat desa dari berbagai wilayah di Indonesia. Tahun 2023 ini, sudah ribuan perangkat desa dari berbagai wilayah di Indonesia yang berkunjung dan mempelajari agribisnis pertanian dari mulai hulu hingga hilir untuk berbagai komoditas yang ada di BBPP Lembang, seperti sayuran, tanaman hias, kopi, dan aneka olahan pangan.

LEMBANG. Program penguatan ketahanan pangan tingkat desa diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pangan bagi warga masyarakat desa, meningkatkan keterjangkauan pangan bagi warga masyarakat desa dan meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman, higienis dan bermutu.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengingatkan pentingnya menjaga ketahanan pangan di desa. "Pangan merupakan bagian penting karena merupakan faktor penentu keberlangsungan sebuah negara,” tutur Amran. "Saya ingatkan ketahanan pangan itu merupakan ketahanan negara karena sudah banyak negara yang kelaparan dan menghentikan ekspor beras," kataya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menuturkan pihaknya terus menggenjot kualitas SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan agar tercipta ketahanan pangan nasional.
Jumat (15/12/2023), 270 orang perangkat desa terdiri dari kepala desa dan sekretaris desa dari 5 kecamatan di Kabupaten Bekasi yaitu kecamatan Sukatani, Kedung Waringin, Cikarang Timur, Cikarang Utara dan Cibarusah, melakukan kunjungan industri ke BBPP Lembang dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Rombongan diterima secara resmi oleh tim manajemen BBPP Lembang.

Peserta yang terbagi dalam beberapa kelompok, menerima materi dan praktik langsung tentang agribisnis aneka komoditas. Di kelas krisan 4, widyaiswara BBPP Lembang, Aris Hanafiah, menjelaskan tentang panen dan pascapanen kopi. "Proses panen kopi untuk menghasilkan buah kopi cherry harus yang berwarna merah agar menghasilkan cita rasa kopi yang enak,” kata Aris. Selanjutnya dilakukan sortasi buah kopi, pengupasan kulit buah, pengeringan, pengupasan kulit tanduk yang menghasilkan kopi green bean, sortasi biji kopi, roasting yang menghasilkan kopi roast bean. Terakhir dilakukan penggilingan kopi hingga menjadi bubuk kopi siap diseduh dan diminum oleh para penikmat kopi dengan berbagai teknik seperti espresso, cappuccino, coffee latte, vietnam drip, dan siphon. Peserta diajak melihat kebun kopi varietas arabica koleksi Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Selanjutnya di gudang pascapanen kopi melihat aneka alat pengolahan kopi mulai dari cherry hingga bubuk kopi.

Sementara itu, di kelas krisan 2 dan 3, widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan, dengan rinci menjelaskan budidaya pertanian dengan hidroponik aneka sistem yang dikembangkan di BBPP Lembang, seperti DFT, NFT, irigasi tetes, aeroponik, dan wick system. Peserta juga praktik membuat instalasi hidroponik sistem DFT menggunakan baja ringan dan paralon.

Di laboratorium pengolahan hasil pertanian, widyaiswara BBPP Lembang, Saptoningsih, didamping petugas laboratorium, mengajak peserta praktik mengolah jagung menjadi panganan yang cocok dinikmati saat kemarau melanda, yaitu es krim jagung. Tampak peserta serius namun santai berbincang dengan widyaiswara dan petugas, tentang potensi pengolahan hasil pertanian aneka komoditas pertanian yang dapat dikembangkan di wilayahnya masing-masing. Peserta juga belajar tentang budidaya anggur di screen house tanaman anggur yang ditanamai 20 varietas anggur, mempelajari teknik budidaya dan pemeliharaan baik itu prunning dan pemupukan

Deni Muhidin, sekretaris Desa Cibarusah yang tampak aktif mengikuti rangkaian materi yang disampaikan BBPP Lembang, mengatakan, "Ilmu pertanian yang disampaikan oleh BBPP Lembang sangat bermanfaat, baik itu hidroponik, pascapanen kopi, maupun pengolahan hasil pertanian. Saya terinspirasi untuk mengembangkan di desa saya dan mengajak masyarakat untuk mencobanya. Terimakasih BBPP Lembang!!!,” ucapnya.

Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)