Generasi Z Bidik Hidroponik Jadi Peluang Bisnis Masa Depan

Sebagai salah satu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMA Negeri 13 Kota Bekasi mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Mengambil tema kearifan lokal dan kewirausahaan, maka kunjungan diarahkan untuk menpelajari teknologi pertanian hidroponik sebagai salah satu potensi bisnis di bidang pertanian.


LEMBANG. Generasi muda menjadi tumpuan untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia. Minat generasi muda bekerja di sektor pertanian harus ditingkatkan, karena itu Kementerian Pertanian terus-menerus berupaya melakukan penumbuhan petani milenial untuk regenerasi petani.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, berpesan kepada generasi muda untuk meraih kesuksesan. Menurutnya, ada dua sikap yang harus dilakukan yakni memuliakan kedua orang tua serta membiasakan hidup disiplin dengan cara tidak ngaret atau membuang waktu ketika sudah berjanji.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa generasi muda yang cenderung akrab dengan pemanfaatan teknologi informasi harus diajak berwirausaha di bidang pertanian. "Semakin banyak milenial bergabung geluti bisnis pertanian maka ke depan sektor pertania akan semakin cerah dan menjanjikan," ujar Dedi.


SMA Negeri 13 Kota Bekasi mengadakan outing class ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Selasa (28/11/2023). Didampingi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan guru berbagai bidang studi, 350 orang siswa-siswi kelas X ini diterima oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, tim manajemen dan widyaiswara. "BBPP Lembang adalah balai pelatihan yang dilengkapi sarana praktik untuk menunjang proses pelatihan dan juga sebagai sarana belajar agrbisnis dan wirausaha," jelas Ajat. "Salah satu yang bisa menjadi ladang bisnis adalah hidroponik."


Selanjutnya, widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan, memberikan materi tentang sistem yang biasa diterapkan untuk budidaya secara hidroponik, yaitu sistem deep flow technique (DFT), nutrient film technique (NFT), wick system, aeroponik, dan irigasi tetes. Tampak antusias peserta yang hadir, ditandai berbagai pertanyaan yang diajukan siswa terkait penerapan hidroponik di lahan sempit mengingat mereka berasal dari wilayah perkotaan dan peluangnya untuk bisnis di masa depan.


Selanjutnya peserta diajak praktik wick system, menanam bibit sayuran selada ke dalam botol bekas air mineral. Peserta juga praktik membuat instalasi hidroponik sistem DFT dari paralon-paralon hingga praktik menanam bibit sayuran selada ke dalam lubang tanam menggunakan netpot.  


Generasi Z ini lantas berkeliling Inkubator Agribisnis BBPP Lembang seluas 2,5 hektar, diajak melihat langsung screen house hidroponik komoditas melon yang dibudidayakan dengan irigasi tetes, pembibitan kentang sistem aeroponik, juga sayuran lapang dan screen tanaman hias. Dialog menarik terjadi antara siswa dan petugas lapangan seputar proses budidaya mulai dari persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemberian nutrisi AB mix.


Saat ditemui di sela-sela kunjungan, perwakilan siswa-siswi, Keisha, Safin dan Naura bercerita. "Tadi kami belajar di kelas tentang budidaya hidroponik dan juga berkeliling BBPP Lembang ke screen house melon, tanaman hias, dan lahan sayuran brokoli. Kami jadi teredukasi, menarik banget belajar  hidroponik dan membuat pengetahuan kami jadi lebih luas dehhh!!!" ujar mereka. 

Editor: Abd. Rohim (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)