Petani dan Penyuluh Pertanian Kecamatan Candipuro Lampung Selatan Perkaya Wawasan Pertanian
LEMBANG. Menteri Pertanian,Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa pangan merupakan aspek paling strategisyang wajib dibangun bersama, sebab ketahanan pangan identik dengan ketahanannegara. Sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan PengembanganSumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, bahwa kunci keberhasilanpembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas. “Tujuannya adalahmenyediakan pangan bagi ratusan juta penduduk Indonesia, meningkatkankesejahteraan petani serta menggenjot ekspor,” ungkapnya. Swasembada panganbisa kembali diraih melalui koloborasi dan sinergitas dari berbagai pihak.Semua mesti berbagi peran, baik pemerintah, peneliti, penyuluh maupun petani.
Balai Besar Pelatihan Pertanian(BBPP) Lembang menerima kunjungan dari UPTD Pertanian Kecamatan CandipuroKabupaten Lampung Selatan, Kamis (23/11/2023). Rombongan sebanyak 50 orangterdiri dari petani, penyuluh pertanian didampingi langsung oleh Kepala UPTDKecamatan Candipuro diterima secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembangbeserta widyaiswara.
Widyaiswara BBPP Lembang, ChesaraNovatiano, memberikan materi tentang pertanian organik. Diantaranya pengenalanpertanian ramah lingkungan, pemanfaatan limbah sisa sayuran dan buah yangdiolah menjadi eco-enzyme. Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanamandan keperluan lainnya seperti untuk membersihkan lingkungan rumah dankecantikan.
Peserta juga dikenalkan kom-mixhayati, memadukan pupuk kompos dan agensia hayati trichoderma sehingga dapatmemaksimalkan fungsinya disamping sebagai pupuk kompos juga dapat mencegahpenyakir tular tanah.
Peserta diajak praktik membuat eco-enzymeyang caranya sangat mudah, hanya dengan mencampurkan kulit buah-buahan yangmasih segar seperti kulit mangga, jeruk lemon, buah naga dan lainnya, dandicampurkan dengan molase dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. Campurantersebut dimasukkan ke dalam toples dan didiamkan selama 3 bulan, maka akanmenjadi eco-enzyme yang kaya manfaat.
Setelah itu, peserta bergegasmenuju zona rumah kompos Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, untuk praktikmembuat kom-mix hayati. Petugas memberikan penjelasan dan mendemokan pembuatanpupuk kompos dari kotoran hewan, hijauan, dedak, molase yang dicampurkan air,dan ditambahkan trichoderma yang secara rutin diproduksi di laboratorium agenhayati BBPP Lembang.
Peserta juga diajak mengenalberbagai zona praktik lainnya seperti sayuran lapangan terbuka, budidayatanaman hias kaktus dan sukulen dan berakhir di laboratorium pengolahan hasilpertanian dengan dikenalkan aneka produk olahan pangan jagung dan labu menjadies krim, cistik wortel, brownis dan eggroll dari tepung bekatul.
Wayan Agus Sunarya, Petani dariKelompok Tani Bunatani Kecamatan Candipuro, menyampaikan kesannya, “Pelayanannyasangat baik, materi yang kami terima menambah ilmu dan wawasan kami tentangeco-enzyme dan kom-mix hayati. Saat berkeliling lahan praktik kami juga belajarbanyak tentang sayuran lapang, tanaman hias dan pengolahan hasil pertanian,”ujar lelaki asal Pulau Dewata Bali dan sudah lama bertransmigrasi ke Lampungmenekuni usahatani padi sawah. “Akan kami terapkan ilmunya di desa kami, terimakasih BBPP Lembang!!!” ucapnya.
Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)