Kementan Latih Petani dan Penyuluh dari Benua Afrika, Sharing knowledge tentang Budidaya Padi
Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, bekerjasama denganLembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional, meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petanidan penyuluh pertanian di negara-negara Afrika melaluikegiatan Pelatihan Agribisnis Padi yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, 5-18 November 2023
LEMBANG. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa pangan merupakan aspek paling strategisyang wajib dibangun bersama, sebab ketahanan panganidentik dengan ketahanan negara.
Ini ditegaskan juga oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. "Kementerian pertanian terus mendukung seluruh kegiatanpertanian dari berbagai aspek, mengupayakan lahirnyaberbagai inovasi dan perluas jejaring kemitraan pertanianmelalui berbagai program dan kegiatan strategis, karenakolaborasi diperlukan untuk peningkatan kualitas SDM pertanian," tuturnya.
Hari ke-2 berada di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Rabu (8/11/2023), 12 peserta dari 6 negara Afrika, Senegal, Zambia, Guinea, Somalia, Tanzania, dan Gambia pelajarimateri budidaya padi.
Widyaiswara BBPP Lembang, FiadiniPutri, Chesara Novatiano dan Sinta Andayani menyampaikanmateri tentang budidaya padi. Diantaranya disampaikan tentanproduksi beras nasional Indonesia dan prinsip pengelolaanpertanian terpadu (PTT) yang diterapkan di Indonesia, mengombinasikan beberapa komponen teknologi berdasarkanspesifik lokalita, ramah lingkungan, saling bersinergi untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi. "PTT mencakup 6 halmulai dari persiapan lahan, persiapan benih, pembibitan dan penanaman, pemupukan dan pengairan, pengendalian hamaterpadu, serta panen dan pascapanen," jelas Chesara.
Peserta diajak praktik mengecek indikator pH tanahmenggunakan kol merah. Satu persatu praktik mengambilsedikit bagian dari kol merah, memotong-motongnya, menghaluskannya dan menambahkan sedikit air. Untukmengetahui apakah sampel tanah itu asam, basa atau netral, maka larutan kol merah yang berwarna ungu ditambahkan air perasan jeruk lemon. Ketika warna ungu berubah menjadipink maka tanah memiliki pH asam, jika berubah menjadiwarna biru atau hijau maka tanahnya basa dan jika tidakberubah warna tetap ungu maka pH tanah netral.
Selanjutnya, widyaiswara juga menyampaikan prinsippengendalian hama terpadu, diantaranya mengenalkanpertanian organik yang diterapkan di Indonesia secara umumdan di BBPP Lembang yaitu pemanfaatan limbah ternakuntuk pembuatan pupuk kompos dan mengkombinasikannyadengan agensia hayati trichoderma menjadi kom-mix hayati. "Kom-mix hayati dapat menyuburkan tanah dan mencegahpenyakit seperti penyakit tular tanah," ucap Sinta Andayani.
Salah seorang peserta yang berasal dari Guinea, Mr. Mamadou Gandeka, menyampaikan kesannya. "Beberapa halyang disampaikan tadi oleh fasilitator belum kami terapkanseperti menguji pH menggunakan kol merah karena biasanyahanya menggunakan pH meter. Tentang integrated pest management juga belum kami terapkan menyeluruh sehinggamelalui pelatihan ini menjadi ajang sharing knowledgebagaimana mengombinasikan beberapa sistem yang cocoksekembalinya kami ke negara masing-masing," katanya.
Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)
Ini ditegaskan juga oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. "Kementerian pertanian terus mendukung seluruh kegiatanpertanian dari berbagai aspek, mengupayakan lahirnyaberbagai inovasi dan perluas jejaring kemitraan pertanianmelalui berbagai program dan kegiatan strategis, karenakolaborasi diperlukan untuk peningkatan kualitas SDM pertanian," tuturnya.
Hari ke-2 berada di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Rabu (8/11/2023), 12 peserta dari 6 negara Afrika, Senegal, Zambia, Guinea, Somalia, Tanzania, dan Gambia pelajarimateri budidaya padi.
Widyaiswara BBPP Lembang, FiadiniPutri, Chesara Novatiano dan Sinta Andayani menyampaikanmateri tentang budidaya padi. Diantaranya disampaikan tentanproduksi beras nasional Indonesia dan prinsip pengelolaanpertanian terpadu (PTT) yang diterapkan di Indonesia, mengombinasikan beberapa komponen teknologi berdasarkanspesifik lokalita, ramah lingkungan, saling bersinergi untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi. "PTT mencakup 6 halmulai dari persiapan lahan, persiapan benih, pembibitan dan penanaman, pemupukan dan pengairan, pengendalian hamaterpadu, serta panen dan pascapanen," jelas Chesara.
Peserta diajak praktik mengecek indikator pH tanahmenggunakan kol merah. Satu persatu praktik mengambilsedikit bagian dari kol merah, memotong-motongnya, menghaluskannya dan menambahkan sedikit air. Untukmengetahui apakah sampel tanah itu asam, basa atau netral, maka larutan kol merah yang berwarna ungu ditambahkan air perasan jeruk lemon. Ketika warna ungu berubah menjadipink maka tanah memiliki pH asam, jika berubah menjadiwarna biru atau hijau maka tanahnya basa dan jika tidakberubah warna tetap ungu maka pH tanah netral.
Selanjutnya, widyaiswara juga menyampaikan prinsippengendalian hama terpadu, diantaranya mengenalkanpertanian organik yang diterapkan di Indonesia secara umumdan di BBPP Lembang yaitu pemanfaatan limbah ternakuntuk pembuatan pupuk kompos dan mengkombinasikannyadengan agensia hayati trichoderma menjadi kom-mix hayati. "Kom-mix hayati dapat menyuburkan tanah dan mencegahpenyakit seperti penyakit tular tanah," ucap Sinta Andayani.
Salah seorang peserta yang berasal dari Guinea, Mr. Mamadou Gandeka, menyampaikan kesannya. "Beberapa halyang disampaikan tadi oleh fasilitator belum kami terapkanseperti menguji pH menggunakan kol merah karena biasanyahanya menggunakan pH meter. Tentang integrated pest management juga belum kami terapkan menyeluruh sehinggamelalui pelatihan ini menjadi ajang sharing knowledgebagaimana mengombinasikan beberapa sistem yang cocoksekembalinya kami ke negara masing-masing," katanya.
Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)