Enam Negara Afrika Pelajari Panen dan Pascapanen serta Pengolahan Hasil Padi di Indonesia
Pemberian materi tentang panen dan pascapanen serta pengolahan hasil padi bertujuan agar peserta bisa memahami tentang waktu yang tepat untuk panen padi, bagaimana cara panen padi dan penanganan pascapanennya mulai dari mengumpulkan, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan penyimpanan padi yang baik serta alternatif pengolahan padi untuk meningkatkan nilai tambah.
LEMBANG. Rabu (8/11/2023), setelah memperoleh materi budidaya padi, 12 peserta Pelatihan Agribisnis Padi bagi Negara Afrika mempelajari materi pascapanen dan pengolahan hasil pertanian. Widyaiswara BBPP Lembangspesialisasi budidaya pertanian, Elvina Herdiani menyampaikan tentang indikator padi siap panen dan 2 metode panen padi baik secara tradisional dan modern menggunakan alat dan mesin pertanian.
Elvina juga menjelaskan aktivitas yang dilakukan untuk penanganan pascapanen padi yang baik mulai dari mengumpulkan batang padi, perontokan dan pembersihan gabah, pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan penggilingan padi. “Di Indonesia di beberapa wilayah masih ada gudang penyimpanan hasil panen padi (lumbung padi) yang menjadi warisan budaya nenek moyang Indonesia, we called it Leuit”, kata Elvina. Ini direspon oleh peserta dari Gambia bahwa di Gambia juga ada gudang penyimpanan padi seperti Leuit.
Materi dilanjutkan dengan pengolahan hasil padi yang disampaikan oleh Saptoningsih, widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian. Pada sesi ini, Saptoningsih mengajak peserta mengidentifikasi 5 olahan berkaitan dengan hasil olahan padi, menjelaskan karakteristik dan penggunaannya untuk apa. Dari 5 olahan padi, seperti beras putih dan hitam, tepung beras, dedak, beras ketan, danbekatul. Bekatul menjadi diskusi menarik antara widyaiswara dan peserta, karena terdengar asing di telinga mereka.
“Bekatul (rice polish) berbeda dengan dedak (rice bran).Dedak adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji sedangkan bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati,” jelas Saptoningsih. Dirinya menjelaskan bahwa dedak lebih sering dimanfaatkan untuk pakan ternak dan campuran pembuatan pupuk kompos. Sedangkan bekatul bisa dimakan oleh manusia bahkan baik untuk kesehatan karena kandungan nutrisinya beragam, tinggi kandungan antioksidan, dapat menurunkan kolesterol dan mencegah kanker.
Karena itu, pada materi pengolahan hasil pertanian komoditas beras, widyaiswara mengajak peserta praktik aneka olahan pangan berbahan dasar beras dan bekatul. Di laboratorium pengolahan hasil pertanian, dibagi menjadi 3 kelompok, peserta diajak praktik membuat nasi liwet instan. Nasi liwet adalah hidangan nasi khas Indonesia, memasak nasi dan mencampurkannya dengan aneka rempah khas Indonesia seperti bawang merah dan putih, daun salam dan serai. Disajikan dengan pelengkap seperti kerupuk, ikan teri dan sambal. Peserta juga dibekali nasi liwet instan untuk dibawa sebagai buah tangan ke negara masing-masing.
Ms. Isatou S. Sillah, penyuluh pertanian dari Gambia, saat mencicipi nasi liwet instan, salah satu olahan pangan dari beras yang dapat meningkatkan nilai tambah beras, menyampaikan kesannya. “Dari pagi kami mempelajari tentang panen dan pascapanen padi yang disampaikan dengan baik dan jelas oleh widyaiswara BBPP Lembang. Saat ini kami diajak mengolah nasi dan mengkombinasikannya dengan berbagai lauk pauk menjadi nasi liwet instan. Ilmunyasangat bermanfaat untuk bisa kami terapkan di negara kami. And you know, this nasi liwet is the best food I have been eat since I came here (nasi liwet ini makanan terenak yang saya rasakan selama berada di Indonesia). Nasi liwet… enakkk!! Ucapnya.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama, sebab ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.
Ini ditegaskan juga oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. “Kementerian pertanian terus mendukung seluruh kegiatan pertanian baik kegiatan olah tanah, olah tanam hingga masa panen oleh petani agar tetap berlangsung di berbagai kondisi,” tegas Dedi.
Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang)