Kementan Kenalkan Diversifikasi Pangan Lokal kepada Generasi Z

Standar pelayanan publik Balai Besar Pelatihan Pertanian(BBPP) Lembang diantaranya adalah kegiatan kunjungan. Petani, penyuluh, murid dan mahasiswa, calon purnabhaktidan masyarakat pertanian lainnya bisa belajar pertanian di BBPP Lembang.

LEMBANG. Diversifikasi pangan lokal menjadi solusi agar Indonesia terhindar dari krisis pangan global. Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, "Mari kita genjotpangan lokal dari hulu sampai hilir, yaitu meningkatkanproduktivitas, hilirisasi, dan olahannya. Karena olahan inilahyang akan mendorong dari produksinya," terang Dedi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menerimakunjungan dari siswa-siswi kelas 3 SD Plus Bakti Nusantara 666 Kabupaten Bandung, Kamis (19/10/2023). Diterima oleh tim manajemen BBPP Lembang, pimpinan rombonganNurhasanah, guru SD Plus Bakti Nusantara 666menyampaikan, "Tujuan dari kegiatan kunjungan ini sebagaibagian dari pembelajaran tematik dengan tema makhlukhidup," ucapnya. Kegiatan dalam rangka program kunjunganbelajar yaitu pembelajaran luar sekolah.

Terbagi 2 kelompok, rombongan menuju laboratoriumpengolahan hasil pertanian dan lahan praktik InkubatorAgribisnis untuk praktik menanam jagung. WidyaiswaraBBPP Lembang didampingi petugas lapangan membimbinglangsung praktik kali ini.

Di lahan praktik jagung yang sudah disiapkan bedengan untukditanami jagung, widyaiswara, Cece Mulyana, menjelaskanbibit jagung yang biasa dan akan ditanam yaitu varietasparagon. Cece juga menjelaskan jarak tanam tanaman jagung. "Jarak tanam antar lubang tanam adalah 40 cm dan setiaplubang tanam nanti dimasukkan benih jagung 2 biji," jelasCece.

Anak-anak pun tampak semangat saat diminta per 2 orang membuat jarak tanam dan lubang tanam di atas bedengan-bedengan yang sudah disiapkan, dan meletakkan 2 biji jagungdi setiap lubang tanam.

Sementara itu, di sudut lainnya, tepatnya laboratoriumpengolahan hasil pertanian, tidak kalah menarik tampak anak-anak praktik membuat es krim jagung. Widyaiswara, Saptoningsih didampingi petugas laboratorium, menyampaikan diversifikasi pangan lokal. "Anak-anak, perludiketahui bahwa jagung bersama ubi, singkong, sagu, dan talas sebagai sumber karbohidrat yang dapat menggantikanberas. Makan tidak harus dengan nasi ya, bisa menggantinyadengan pangan lokal itu," jelas Saptoningsih.

Saptoningsih mengajak anak-anak bergantian melakukanproses pembuatan jagung menjadi es krim yang hanyamembutuhkan 3 bahan yaitu jagung manis, susu murni, susu kental manis.  Prosesnya mulai dari mempipil biji jagung, menghaluskannya menggunakan blender, menyaring, merebusdi atas kompor hingga mendidih, memasukkan susu segar dan susu kental manis, mengemasnya ke kemasan es krim dan memberi label.

Perwakilan siswa-siswi, Sabrina dan Zulaikha, saatditanyakan kesannya mengatakan dengan ceria, "asyikkkmenanam jagung dan bikin es krim jagung. Rasanya…lezaaaat!!!," ucap mereka kompak.