Kenalkan Pertanian Organik kepada Generasi Muda, Wujudkan Pertanian Berkelanjutan

Dalam rangka pelaksanaan kurikulum merdeka yaitu Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), peserta didik SMP Islam Multi Intelegensi Tasdiqul Quran Kabupaten Bandung Barat belajar pertanian organik dan teknologi budidayatanaman

 

LEMBANG. Regenerasi petani mutlak harus dilakukan. Seperti yang disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian(BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. "Mau tidak mau, suka tidaksuka, mampu tidak mampu kita harus lakukan regenerasipetani. Petani milenial berperan sangat strategis di dalampembangunan pertanian Indonesia," tegas Dedi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menjaditempat yang strategis untuk belajar pertanian bagistakeholdernya. Salah satu stakeholder, 90 peserta didik SMP Islam Multi Intelegensi Tasdiqul Quran Kabupaten Bandung Barat didampingi guru, hadir di BBPP Lembang, dan diterimaoleh Kepala Balai didampingi tim manajemen dan widyaiswara, Jumat (13/10/2023).

Pimpinan rombongan, Plt. Kepala SMP Islam Multi Intelegensi Tasdiqul Quran, Galih Miftahurrohman, menyampaikan bahwa kegiatan kunjungan ini sebagai bagiandari penerapan kurikulum merdeka. "Salah satu konsentrasi di pelajaran P5 adalah pengelolaan sampah yang baik dan pembuatan pupuk kompos."

Kepala Balai, Ajat Jatnika, mengatakan, "pertanian menjadisuatu peluang bisnis yang berkelanjutan. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian yang bergerak di bidang pengembangan SDM pertanian, salah satufungsinya adalah menumbuhkan minat generasi mudaIndonesia menekuni pertanian, sebagai upaya regenerasipetani," jelasnya.

Ajat juga merinci berbagai aktivitas yang ada di lahan praktikbudidaya aneka tanaman Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. "Silakan dipelajari yang ada di sini agar bisamemahami khususnya tentang pertanian organik melaluipengolahan limbah," tutur Ajat.

Widyaiswara BBPP Lembang, Fiadini Putri dan ChesaraNovatiano memberikan materi tentang pembuatan pupukkompos dan eco-enzyme mulai dari alat dan bahan yang diperlukan untuk membuatnya yang cukup mudah denganmemanfaatkan limbah rumah tangga yang selalu tersediasetiap hari.

Peserta didik diajak simulasi memisahkan gambar-gambaryang termasuk bahan bisa dan tidak bisa diolah menjadipupuk kompos. Mereka tampak antusias mengidentifikasi dan menetapkan gambar bahan-bahan yang ada di sekitar yang bisa dan tidak bisa diolah menjadi pupuk kompos.

Kom-mix hayati, salah satu produk ramah lingkungan yang dikembangkan di BBPP Lembang yaitu pupuk kompos yang dicampurkan dengan agensia hayati trichoderma, juga dikenalkan kepada peserta didik kelas 7, 8, dan 9 ini.

Widyaiswara juga mengenalkan pembuatan eco-enzyme. "Pembuatan eco-enzyme cukup mudah, terdiri dari 1 bagianmolase, 3 bagian sisa sayuran dan buah yang dipotong-potong, 10 bagian air bersih dan semuanya dicampurkandiletakkan di wadah, ditutup dan diletakkan di tempat yang teduh," terang Fiadini. "Setelah 3 bulan eco-enzyme sudahjadi dan bisa kita manfaatkan antara lain sebagai pupuktanaman, membersihkan kamar mandi, dan bisa untuk produkkecantikan juga," katanya.

Selanjutnya, terbagi 2 kelompok, mereka diajak melihatlangsung praktik pembuatan kom-mix hayati di zona rumahkompos dan kandang sapi. Widyaiswara, Riyadi Pratiwa, didampingi pengelola, melakukan simulasi pembuatan pupukkompos yang dicampurkan trichoderma.

Di smart green house, peserta memperoleh penjelasanbudidaya tomat beef sistem irigasi tetes. Terakhir, di zona rumah pangan lestari, rombongan dilihatkan miniaturpemanfaatan pekarangan yang bisa ditanami aneka tanamanhortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Diantara puluhan peserta didik, terlihat 3 orang siswi yang asyik menyimak penjelasan petugas. Saat diwawancarai, ketiganya dengan lugas menyampaikan terima kasihnyakarena berkesan belajar pertanian di BBPP Lembang. "Di sinikami belajar membuat pupuk organik, pergi ke greenhouse dan kandang sapi," ujar Syifa dan Naira. "Kami memperolehwawasan dan hal baru yang sangat menyenangkan," ucapAulia.