Siapkan Mitigasi Ancaman El Nino, Kementan Latih Sejuta Petani dan Penyuluh

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) sebagai langkah mitigasi ancaman El Nino yang akan terjadi di Indonesia. 

Fenomena iklim yang akan mempengaruhi penurunan hujan ini diperkirakan akan dimulai pada akhir Mei 2023 dan puncaknya pada Agustus 2023 mendatang.


Digelar pada 23-25 Mei 2023, pelatihan ini diharapkan mampu menjadi langkah mitigasi dan adaptasi untuk diimplementasikan oleh para petani. Bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, PSPP Vol. 6 mengangkat tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap El Nino). 

Pelatihan diselenggarakan secara hybrid yaitu offline di BBPP Lembang dan online dengan Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube. 

Sebanyak 60 peserta yang hadir secara offline terdiri dari penyuluh dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang, Sumedang, Garut, Kota Bandung, dan Kota Cimahi. Turut hadir para Ketua P4S, Petani penerima KUR dan Milenial, dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang, Tasikmalaya, Sukabumi, Karawang, Majalengka, Cirebon, Sumedang, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.

Tercatat tidak kurang dari 1.869.446 peserta atau 103,86% petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya telah terdaftar dan mengikuti pelatihan secara online.

Pelatihan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Sebelum prosesi pembukaan Mentan menyambangi expo dari P4S binaan BBPP Lembang. Para P4S berkesempatan menunjukkan produk andalannya kepada Mentan. 

Pada arahannya Mentan Syahrul menyatakan telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mempersiapkan mitigasi menghadapi musim kemarau ekstrem atau El Nino yang diperkirakan akan mencapai puncaknya Agustus mendatang.

"Saya meminta kepada jajaran untuk menyiapkan langkah mitigasinya. Dan saya kira, langkah-langkah tersebut telah disiapkan dengan baik. Kita berharap dampak yang ditimbulkannya tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional," katanya.

Lebih lanjut Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, masa musim kemarau ekstrem mulai melanda Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni. Hanya saja, skalanya masih rendah.


"Fenomena ini akan semakin menguat, hingga puncaknya terjadi pada Agustus-September. Oleh karenanya, seluruh stakeholder pertanian harus mengerti dan paham apa itu El Nino," terang Dedi.

Setelah membuka pelatihan Mentan SYL didampingi Sekretaris Jenderal dan Kepala BPPSDMP memberikan bantuan senilai Rp30.000.000,- kepada P4S Liseli dan P4S Soka, serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp75.000.000,- kepada dua petani milenial yang bergerak di bidang budidaya pertanian peternakan dan budidaya jamur.

Selama tiga hari berlatih peserta memperoleh materi yang disampaikan oleh narasumber yang berasal dari: BPPSDMP, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 

Adapun materi yang disampaikan terdiri dari: Teknologi Adaptasi dan Mitigasi El Nino di Sektor Pertanian; Program Aksi Antisipasi El Nino pada Sub Sektor Tanaman Pangan; Program Aksi Antisipasi El Nino pada Tanaman Hortikultura; Program Aksi Antisipasi El Nino pada Sub Sektor Tanaman Perkebunan; Program Aksi Antisipasi El Nino pada Sub Sektor Peternakan dan Kesehatan Hewan; dan Dukungan SDM Pertanian dalam Antisipasi El Nino Sektor Pertanian. 

Di akhir kegiatan para peserta membuat rencana implementasi sebagai rencana aksi setelah mengikuti kegiatan. Peserta juga wajib mengakses materi dan melakukan presensi secara online sebagai syarat mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian. 

Ajat Jatnika, Kepala BBPP Lembang menutup pelatihan tersebut. Pada arahannya Ia menyampaikan “melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya dalam menghadapi ancaman El Nino mendatang”. Ajat juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu seluruh prosesi pelatihan mulai dari para petani, penyuluh, kelompok tani, P4S, petani milennial, KTNA, Dinas Kota/Kabupaten, hingga Dinas Pertanian Provinsi. 

Dipengujung pelatihan Agus Sumarna, Penyuluh Pertanian Kabupaten Sumedang, salah satu peserta yang hadir secara offline menyampaikan kesannya. Ia menyampaikan “pelatihan ini menjadi kesempatan yang baik bagi dirinya dan rekan-rekan peserta untuk mempelajari hal yang baru”.

Menurutnya tema yang diangkat menjadi hal baru dan penting untuk dipelajari khususnya kepada penyuluh. Dia juga berharap nantinya Ia dan rekan penyuluh dapat menyampaikan ilmu yang didapat kepada para petani di wilayah binaan. DRY/YKO