Genjot Produktivitas Sayuran Lewat Kemitraan Pembibitan dengan Petani Alumni Pelatihan

LEMBANG. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan produksi bibit pertanian. Pengembangan produksi bibit ini didorong untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi di masa depan. "Perkembangan varietas tanaman unggul terus dilakukan dari waktu ke waktu. Ini mampu menjadikan Indonesia salah satu negara pertanian kuat di dunia yang memiliki ketahanan pangan berkualitas dan berkelanjutan," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa salah satu faktor pengungkit peningkatan produksi dan produktivitas adalah benih yang unggul dan  berkualitas. "Ada 3 faktor pengungkit produksi dan produktivitas pertanian. Pertama, inovasi teknologi dan sarana produksi termasuk bibit tanaman, peraturan perundang-undangan dan SDM pertanian," kata Dedi. "Bibit yang unggul menjadi salah satu faktor untuk menggenjot produksi tanaman", ucapnya lagi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang saat ini sedang bekerjasama dengan petani binaan yang merupakan alumni pelatihan untuk pengadaan bibit salah satu komitmen BBPP Lembang melakukan pelayanan terhadap stakeholdernya, yaitu petani dengan menyediakan bibit unggul dan berkualitas. Bibit yang kami produksi di greenhouse khusus persemaian ditujukan untuk memenuhi kebutuhan internal dan juga petani alumni pelatihan. Kami berkomitmen tetap bermitra dengan alumni pelatihan agar pelatihan  yang kami lakukan tidak putus setelah pelatihan selesai tetap ada kerjasama, salah satunya melalui kerjasama pembibitan ini," tutur Ajat.

Salah satu petani mitra kerjasama pembiitan yaitu dengan Gapoktan Sekarwangi dari Kampung Babakan Bandung Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang. Jumat (29/9/2023), dilakukan penyerahan bibit cabai merah TW sebanyak 3.000 tanaman. Fiadini Putri, Widyaiswara BBPP Lembang sebagai penanggung jawab pengelolaan greenhouse 11 pembibitan tanaman mengatakan, "Bibit cabai merah besar varietas pilar ini sudah berumur 30 hari saat proses pembibitan," jelasnya.

Proses pembibitan dilakukan menggunakan tray persemaian dengan media sekam steril dan cocopeat sehingga terjaga dari penyakit tular tanah di masa pembibitan. Akar tanaman juga tumbuh dengan baik dan menggumpal pada tray sehingga Ketika usianya sudah cukup tua mudah dikeluarkan dari dalam lubang tray dan bibit siap tanam dengan kondisi akar kuat. Ini berbeda dengan proses pembibitan yang dilakukan petani yang menggunakan daun pisang (kokeran).

Pembibitan merupakan Langkah awal budidaya yang baik, jika digunakan bibit F1 yang berkualitas dan ditunjang cara penyemaian yang higienis dan modern maka 50% keberhasilan budidaya dapat tercapai.

"Harapannya melalui kemitraan ini produksi dan produktivitas tanaman cabai meningkat sehingga nantinya saat panen menghasilkan cabai yang berkualitas baik, harga jual yang tinggi, dan tentunya akan meningkatkan pendapatan petani," tutur Fiadini.

Petani mitra kerjasama, Enjang, mengatakan, "Kami bermitra dengan BBPP Lembang untuk pembibitan cabai ini karena kami percaya bibit tanamannya berkualitas. Proses persemaiannya sudah baik sesuai standar," ucapnya. (Yoko/Che)