Kementan Komitmen Capai Produktivitas Tinggi melalui Peningkatan Kompetensi Petugas POPT
Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan (Petugas POPT) merupakan salah satu fungsional pertanian yang melaksanakan program pembangunan pertanian, khususnya di bidang proteksi tanaman. Sebagai langkah strategis mewujudkan SDM yang profesional dan kompeten, dilaksanakan Pelatihan Dasar Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli.
LEMBANG. Kementerian Pertanian terus berkomitmen mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern untuk kesejahteran petani. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, selalu menekankan jika tujuan dari pembangunan pertanian diantaranya adalah peningkatan produksi, intensitas pertanaman, serta budidaya ramah lingkungan.
Mentan juga menegaskan jika sektor pertanian akan makin kuat apabila didukung riset dan inovasi yang berkelanjutan. Petani Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0. "Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” tutur SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh termasuk Petugas POPT sebagai garda terdepan suksesnya pembangunan pertanian harus terus bekerja keras.
“Salah satu faktor produksi pertanian adalah pengendalian OPT. OPT bisa menghilangkan hasil antara 10 – 100% bahkan hingga tidak bisa panen atau gagal panen. Bila kita bisa mengendalikan OPT, artinya kita bisa menyelamatkan produktivitas antara 10 - 80%," ujarnya. Selain itu, jika kita mulai mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia, kita telah menyelamatkan tanah pertanian dan bumi. Menurutnya saat ini iklim sudah berubah, sedang berubah dan akan selalu berubah.
"Maka kita harus beradaptasi. Pada saat kekeringan harus menggejot varietas yang tahan kekeringan. Varietas yang tahan terhadap berbagai macam serangan hama penyakit agar kita beradaptasi terhadap climate change," katanya.
Untuk meningkatkan kompetensi Petugas POPT, dilaksanakan Pelatihan Dasar Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli kerjasama Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Pelatihan diselenggarakan selama 21 hari mulai dari 24 Juli – 14 Agustus 2023. Peserta sebanyak 30 orang dari 7 provinsi, BBPOPT Jatisari dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Selama berlatih, peserta memperoleh 200 jam pelajaran yang terdiri dari materi kelompok dasar, inti dan penunjang. Kelompok inti, baik klasikal maupun praktik, meliputi Perencanaan Karir Fungsional POPT, Persiapan Pelaksanaan Tugas POPT, Pelaksanaan Tugas POPT, Analisis dan Evaluasi Hasil Pengendalian OPT/OPTK, Bimbingan Pengendalian OPT/OPTK dan DPI, Pengembangan Metode Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT dan Tindakan Karantina, Analisis Daerah Sebar OPT/OPTK dan Daerah Rawan DPI, Pembuatan Koleksi OPT/Spesimen, dan Pengembangan Profesi (Teknik Pembuatan Karya Tulis & Visualisasi dan Informasi). Materi diberikan oleh fasilitator dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT Jatisari, BPTPH Provinsi Jawa Barat, Widyaiswara BBPP Lembang dan praktisi.
Untuk mengaplikasikan materi yang didapat dalam proses pelatihan pada situasi nyata dan memotivasi peserta agar dapat meningkatkan kompetensinya dan dapat melihat secara langsung kondisi di lapangan maka dilakukan praktik lapang. Praktik lapang dilaksanakan selama 4 hari mulai dari 10-13 Agustus 2023 dilaksanakan di BBPOPT Jatisari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.
Senin (14/8/2023), dilakukan penutupan pelatihan. Pada laporan akhir pelatihan, dari hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan diumumkan bahwa seluruh peserta pelatihan dinyatakan lulus dengan predikat baik sekali. Berdasarkan kriteria penilaian mulai dari sikap, kognitif, tugas, seminar dan laporan, diumumkan 5 peserta terbaik yang memperoleh nilai tertinggi berdasarkan rangking.
Kepala Balai, Ajat Jatnika, pada sambutannya sebelum menutup pelatihan secara resmi, menyampaikan bahwa SDM pertanian memegang peran penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas mencapai tujuan pembangunan pertanian, yang utamanya menyediakan pangan bagi 280 juta jiwa penduduknya. “Saat ini pemerintah mencanangkan 3 program prioritas yaitu: 1) Gerakan nasional menghadapi el nino, 2) Hilirisasi produk pertanian dan, 3) Peningkatan ekspor. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mencapai 3 hal tersebut adalah menekan dan mengendalikan hama pengganggu tanaman yang dapat menghambat produktivitas tanaman yang dibudidayakan,” ujarnya.
Kepala Balai juga mengingatkan bahwa dalam bekerja harus memiliki mindset yang baik, target yang terukur dan manajemen agenda. Manajemen agenda adalah PAKSAIN (Planning: bekerja harus sesuai rencana, Antusias: memahami tugas pokok dan mengikuti berbagai pelatihan menunjang kompetensi, Knowledge: bekerja berdasarkan keilmuan yang kita miliki, Skill: keterampilan penunjang, Action: melakukan apa yang sudah direncanakan, untuk Indonesia: semua yang kita lakukan untuk Indonesia lebih baik)
Perwakilan peserta, Nendi Suhendi mengatakan, “Banyak cerita, kenangan, ilmu yang kami peroleh selama 21 berlatih di BBPP Lembang. Latar belakang daerah dan instansi yang berbeda ternyata membuat kami kompak. Fasilitator pelatihan kompeten saat memberikan materi pelatihan. Fasilitas pelatihan seperti ruang kelas dan asrama bisa menunjang proses belajar dengan baik dan panitia pelatihan juga terus mendampingi sehingga bisa membantu kami saat ada yang kami perlukan,” katanya.
“Pesan saya, terus menjaga komunikasi dan inilah masa depan untuk bisa membangun pertanian yang lebih baik, salah satuya melalui kehandalan Petugas POPT dalam menjalankan tugasnya” ujarnya.