Kementan Tularkan Smart Farming kepada PetaniKecamatan Sambaliung Kalimantan Timur


Penggunaan teknologi smart farming di bidang pertanianmenjadi terobosan baru untuk meningkatkan produktivitasdan menekan biaya produksi. Kementerian Pertanian terusmenggaungkan pentingnya penerapan smart farming untukmeningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertaniandalam menghadapi tantangan masa depan.


LEMBANG. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (MentanSYL) mendorong penerapan program smart farming di Indonesia terus dilakukanMenurutnya, smart farming adalah solusi pastibagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligusmeningkatkan efisiensi sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.


Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber DayaManusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan saat iniadalah eranya generasi milenial dalam mengambil peran dan kesempatan. Menurutnyakemajuan pertanian harus didukungpetani milenial karena milenial memiliki semangat berinovasiyang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadappenanganan pertanian yang majumandiri, dan modern.


Pemerintah kampungkelompok tanigabungan kelompoktani se-kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau ProvinsiKalimantan Timur sebanyak 50 orang melakukan studibanding ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Rabu (26/7/2023). Rombongan diterima seara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang

Pimpinan rombonganCamat BerauNazaruddinmengatakanharapannya dengan studi banding ke BBPP Lembang bisamembawa ilmu dan pengetahan baru yang belum diperolehdan bisa diterapkan di Kecamatan Sambaliung.  


Koordinator Program dan EvaluasiTaufik Lukman, menyampaikan tentang profil BBPP Lembang yang turut aktifmencetak SDM pertanian di Indonesia yang kompeten di bidangnyaDirinya juga mengingatkan bahwa pertanian saatini harus menguntungkan. “Pertanian harus bergerak di sektorhulu dan hilir (agribisnis)Saat ini dengan sentuhan teknologi(smart farmingmaka akan mengoptimalkan sarana produksiyang dibutuhkan,” kata Taufik


Peserta memperoleh materi secara klasikal tentang smart farming dari widyaiswara BBPP Lembang, Sani Hanifah dan Chesara Novatiano. 


Tidak lama kemudianpeserta diajak keInkubator Agribisnis BBPP LembangPeserta diajak praktikpemanfaatan internet of things (IoT) bidang pertanianmenggunakan aplikasi Bardi yang user friendly untuk otomasipenyiraman tanaman dan bisa dikontrol melalui handphone.

Peserta juga diperlihatkan pemanfaatan IoT berbentuk sensor yang bisa dikendalikan melalui handphone denganmendownload aplikasi Blynxuntuk pengecekan suhu, kelembapan udara, dan juga untuk penyiraman otomatis


“Setelah studi banding iniwawasan kami lebih terbuka untukmeningkatkan produksi dan produktivitas komoditas yang kami budidayakan di tempat kami. Dengan smart farming bisamenghemat tenaga kerja dan saya rasa memang sudahwaktunya kita semua menerapkan smart farming karenasangat membantu proses usahataniTidaklah sulit asalkan adakemauan untuk memulai dan mengaplikasikannya,” tuturCamat Sambaliung