Kementan Asah Kompetensi Pengelola P4S Jawa Barat

Pemerintah telah menetapkan program utama Kementerian Pertanian dari berbagai sektor di bidang pertanian yang harus dicapai dalam kurun waktu 5 tahun. Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu upaya untuk mencapai target tersebut. Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai lokus utama dalam mendukung pembangunan pertanian, perlu terus ditingkatkan kapasitas dan kompetensinya.


 
LEMBANG. Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan (P4S) akan terus diperkuat melalui akselerasi jejaring kerjasama dan kolaborasi dengan pemerintah dan sektor privat sehingga mampu mendongkrak pengembangan usaha tani di pedesaan sekaligus tumbuhnya petani milenial. "Dengan kerjasama di lapangan kita bisa akselerasi pertanian ini makin maju. Oleh karena itu, dengan hadirnya  P4S ini tentu saja ini menjadi lembaga - lembaga swadaya masyarakat dan Kementerian Pertanian akan membantu menguatkan konsepsinya," tutur SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa P4S tumbuh secara swadaya, dilatarbelakangi oleh motivasi petani atau pelaku usaha agribisnis yang sukses dalam usahanya untuk membagi pengalaman dan kiat-kiat keberhasilannya kepada sesama petani melalui proses pelatihan dan permagangan di bidang pertanian/perdesaan. "P4S menjadi mitra Kementerian Pertanian membangun sektor pertanian,” ujar Dedi.
 
Berdasarkan hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian Pengelola P4S Bidang Penyuluhan Pertanian Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja pengelola P4S di bidang penyuluhan pertanian.
 
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, Selasa (18/7/023). “Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan kelembagaan petani yang memiliki peran penting tidak hanya di bidang usahataniya, namun juga untuk meningkatkan kapasitas petani lainnya, terutama untuk penumbuhan petani milenial sebagai penerus pembangunan pertanian nantinya,” tutur Ajat.
 
Selama berlatih 3 hari peserta memperoleh materi inti tentang penyuluhan yang disampaikan oleh widyaiswara BBPP Lembang. Materinya adalah: Dasar-dasar Penyuluhan, Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem Beroriantasi Agribisnis, Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian, Materi Penyuluhan Pertanian Media Penyuluhan Pertanian Metode Penyuluhan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian serta Pelaporan.
 
Acep Ramdan, salah satu peserta yang berasal dari Kabupaten Cianjur, mengatakan kesannya mengikuti pelatihan. “Kami jadi memiliki banyak ilmu dan pengetahuan baru terutama tentang proses penyuluhan dari mulai identifikasi potensi wilayah hingga evaluasi penyuluhan. Terimakasih ilmu yang telah diberikan semoga memberi manfaat bagi kami untuk kemajuan pertanian Indonesia,” katanya.