Genjot Produksi Komoditas Perkebunan, Kementan Selenggarakan Training of Trainer bagi Penyuluh dan Fasilitator Daerah
Provinsi Jawa Barat mengelola komoditas perkebunan yang potensial untuk dikembangkan. Jumlah kelompok taniperkebunan sebanyak 5.397 yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dengan jumlah komoditas yang diusahakan adalah 34 jenis komoditas. Ini tentunya memerlukanjumlah penyuluh yang banyak untuk melakukan pembinaankepada kelompok tani.
LEMBANG. Menteri Pertanian menegaskan pangan tidak bolehbersoal. “Pertanian yang bagus mampu beradaptasi dengantantangan yang ada,” tutur SYL. Pernyataan ini didukung olehyang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan danPengembangan SDM Pertanian. Dedi Nursyamsi. “Pertaniantidak bisa hanya tradisional. Keuntungan yang diperoleh ituadanya di nilai tambah produk yaitu agribisnis,” ucapnya.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat membina penyuluhswadaya yang berjumlah 107 orang yang baru tersebar di 17 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Penyuluh swadaya ini tergabungdalam suatu kelembagaan Fasilitator Daerah (Fasda) ProvinsiJawa Barat. Fasda saat ini secara khusus terlibat dalampembinaan terhadap kelompok tani, terutama untukpenumbuhan dan pengembangan kelembagaan petaniperkebunan dalam hal peningkatan kelas kelompok.
Jumlah Fasda yang ada saat ini belum sebanding dengan jumlahkelompok tani yang ada di Jawa Barat, ditambah lagikompetensi yang dimiliki Fasda belum merata. Dalam upayamengatasi isu terkait pembinaan kelembagaan petani, makaperan Fasda dan penyuluh sangat penting, sehingga Fasda perluditingkatkan dari segi kualitas dan kuantitasnya, salah satunyamelalui kegiatan pelatihan.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasamadengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Training of Trainer bagi Fasilitator Daerah dan Penyuluh Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Pelatihandilaksanakan selama 5 hari mulai 19-23 Juni 2023. Pesertasebanyak 22 orang fasilitator daerah dan penyuluh perkebunan.
Melalui kegiatan ini diharapkan kompetensi Fasda dan penyuluhperkebunan dapat meningkat seiring dengan perkembanganzaman dan tuntutan terhadap kurikulum dan metode pelatihanyang diberikan terhadap kelembagaan petani.
Pada pembukaan pelatihan, Kepala Dinas Perkebunan ProvinsiJawa Barat, Jafar Ismail, mengatakan, “Pembangunan pertaniansektor perkebunan harus terus maju untuk meningkatkanpendapatan petani. Menjadi tantangan tersendiri karenakomoditas perkebunan rata-rata dibudidayakan pada periodewaktu tahunan sehingga bisa disiasati dengan memadupadankandengan komoditas pertanian lainnya yang umurnya tidak lama,” tuturnya.
Selama berlatih, peserta memperoleh matei tentangpembelajaran orang dewasa (POD), teknik komunikasi, teknikpendampingan, penyusunan perangkat pembelajaran, dankelembagaan petani. Pada materi kelembagaan petani, untukmenghasilkan output berupa bahan ajar, widyaiswara BBPP Lembang Riyadi Pratiwa, memberi penugasan kepada pesertapraktik membuat petunjuk lapangan (petlap). Petlap ini harusdetail memuat visi, misi, tujuan, manfaat dan metode yang akandisampaikan.
Di penghujung pelatihan, materi penyusunan perangkatpembelajaran diberikan oleh widyaiswara BBPP Lembang, Abd.Rohim. Peserta praktik membuat instrumen evaluasi pascapelatihan bagi purnawidya dan evaluasi pemahaman materi yang terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
Penutupan pelatihan, Jumat (23/6/2023) oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. “jejaring kemitraan dan kolaborasipenting untuk optimalisasi pencapaian tujuan pembangunanpertanian. Selama 5 hari sudah memperoleh materi tentangpendidikan orang dewasa, komunikasi, kelembagaan petani dansaya harap setelah ini bisa membuat rencana aksi apa yang akankita lakukan,” ucapnya. “Belajar mengatasi masalah apapunyang dihadapi dengan diberikannya bekal selama 5 hari ini danbisa mencapai kinerja individu yang lebih baik.”
Salah seorang peserta, Jujun, dari Kabupaten Subang, menyampaikan kesan mengikuti pelatihan. “kami senang bisamengikuti pelatihan. Suatu kesempatan yang sangat baik untukkami belajar di sini, menambah pengetahuan kami dan dapatinteraksi dengan sesama penyuluh dan fasilitator.”