Inkubator Agribisnis BBPP Kementan Curi Minat Belajar Generasi Z

Tiga tahunterakhir terutama pasca pandemi Covid-19 sektor pertanian mulai menarikperhatian generasi muda, termasuk generasi milenial dan generasi Z. Pertaniandinilai mampu menjadi alternatif wirausaha menjanjikan, terlebih didukung olehkemajuan teknologi yang memungkinkan aktivitas bertani dapat dilakukan darijarak jauh. Urban Farming atau pertanian di perkotaan juga menjaditeknik baru yang dapat dilakukan di lahan sempit.


MenteriPertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan “Petani milenial harus mampumenjadi pelopor pembangunan pertanian pedesaan dalam meningkatkan produktivitasdan daya saing produk pertanian, menciptakan lapangan kerja perdesaan, sertameningkatkan kesejahteraan petani milenial”. Menurut Mentan Syahrul petanimilenial adalah pasukan khusus dalam mengatasi krisis pangan global.

Terpisah, KepalaBadan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi,menyatakan “Kami tidak berdiam diri, upaya dan dukungan terus dilakukan untukmeningkatkan regenerasi petani di Indonesia. Salah satunya adalah bekerja samadengan perbankan, Kementan membuka akses pembiayaan untuk mendorongmeningkatkan kapasitas usaha melalui Program Petani Milenial Akses Kredit Usaha Rakyat (TANI AKUR) dengan bunga yang terjangkau”.

Dalam upaya memperkenalkan sektor pertanian kepada generasi Z, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruandan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pangeran Dharma Kusuma, Kabupaten Indramayumengajak 96 mahasiswa jurusan Biologi studi ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Rabu (14/6).

Taufik Lukman, Koordinator Program dan Evaluasi menyambut baik kedatangan rombongan. Taufik menyampaikan arahan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika yang menyatakan “Kegiatanini dapat menjadi salah satu cara memupuk ketertarikan kepada mahasiswa untukterjun dan berwirausaha di sektor pertanian”.

Rombonganselanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok yang akan mengunjungi laboratoriumkultur jaringan, laboratorium pengolahan hasil pertanian, dan berkeliling areaInkubator Agribisnis.

Di laboratorium kultur jaringan, Sani Hanifah Widyaiswara BBPP Lembang memperkenalkan teknik aklimatisasi atau proses penyesuaian dari proses kultur in vitro kekondisi lingkungan. BBPP Lembang melakukan budidaya kentang G0 dengan teknikini sebelum dipindahkan ke screen aeroponik.


Masih di area yang tidak terlalu jauh dari laboratorium kultur jaringan nampak mahasiswa dikelompok lainnya sedang asyik praktik dan menikmati segarnya es krim jagung.Saptoningsih, Widyaiswara BBPP Lembang membagikan resep tersebut kepadamahasiswa sebagai salah satu kreasi produk olahan dari komoditas pertanian. Tresna Febriani, yang ditemui saat mencicipi es krim mengaku ini menjadipengalaman pertamanya. Ia juga puas dengan hasil praktik dan ingin mencobamembuatnya di rumah.

Sementara di area lahan konvensional dan kawasan rumah pangan lestari, peserta yang tergabung di kelompok tiga nampak serius menyimak penjelasan dari petugas lapang. Di sini peserta belajar budidaya dengan sistem hidroponik yang dapat dilakukan di lahan sempit. Koleksi tanaman pangan di area lahan konvensionaljuga menarik perhatian peserta yang ingin mempelajari lebih lanjut. Pesertajuga melihat koleksi kaktus, sekulen, dan anggrek yang ada di screen tanaman hias BBPP Lembang.

Sela, salah satu peserta di kelompok tiga menyatakan kesannya setelah berkeliling. “Saya merasasangat puas dengan kunjungan kali ini. Banyak sekali ilmu yang dapat kami gali.Saya berharap selanjutnya dapat berkunjung atau belajar lebih lama lagi di BBPPLembang,” ungkapnya. (DRY/YKO)