Kunjungi P4S Ciparay Agri Galunggung, Kepala BPPSDMP Imbau Petani Mulai Beralih ke Smart Farming

"Manusia, tanah, air, dan udara adalah satu ekosistem yang saling berhubungan dan ketergantungan. Karenanya fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi kerap mempengaruhi produktivitas pertanian kita. Namun kita tidak boleh lengah dan harus punya strategi”.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) saat melakukan kunjungan lapang ke P4S Ciparay Agri Galunggung, Desa  Cigudaleun, Kabupaten Tasikmalaya pada Sabtu (19/5). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau P4S serta bincang santai dengan para petani dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Mansur, Ketua P4S menyambut hangat kedatangan Kepala BPPSDMP yang didamping Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika. Turut hadir Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin; Kepala Sie Penyuluhan, Ujang; dan Perwakilan penyuluh BPP Ciparay, Farid. 

“Selamat datang Bapak Kepala BPPSDMP, kami merasa sangat senang dapat menerima kunjungan dari Bapak pada hari ini,” sambut Mansur. Ia kemudian menceritakan beberapa kegiatan yang tengah dilakukan di P4S bersama dengan para petani.

“Tentu kami terus menjalin kerja sama dengan sesama petani maupun instansi pemerintah,” jelasnya. Adanya kerja sama tersebut, imbuh Mansur, P4S Ciparay Agri Galunggung menjadi salah satu bentuk upaya P4S bersama dengan pemerintah, petani, dan seluruh kelompok tani dalam rangka mempertahankan bidang pertanian untuk terus menunjang ketersediaan pangan di masyarakat.

Dedi mengapresiasi semangat Mansur beserta seluruh pengurus P4S dalam menggandeng para petani untuk terus berupaya meningkatkan produktivitasnya.

Pertanian saat ini, kata Dedi, sudah masuk ke era yang baru dengan adanya smart farming. “Smart Farming adalah pertanian cerdas yang dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. Berarti petani itu wajib hukumnya cerdas, karena petani lah penghasil pangan,” tuturnya. 

Menurutnya smart farming menjadi teknologi yang mampu mendongkrak produktivitas. Selain kualitas SDM pertanian, kualitas benih dan bibit juga menjadi faktor penentu produksi pertanian.

“Kalau benih dan bibit ala kadarnya, hasilnya pasti akan ala kadarnya juga,” tegas Dedi. Apapun yang ditanamn dan ternak apapun yang dipelihara semuanya memerlukan bibit dan benih yang berkualitas.

Dedi juga mengingatkan pentingnya penggunaan alat mesin pertanian (alsintan). “Alsintan dapat mempercepat proses pertanian. Cara manual tentu memerlukan waktu lebih lama,” lanjutnya.

Proses terakhir yang juga perlu diperhatikan adalah pengemasan. Teknik pengemasan menurut Dedi memiliki peran penting dalam menentukan nilai jual suatu produk.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang terus mendorong pemanfaatan smart farming terutama di kalangan petani milenial.

 Menurutnya, smart farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.

Sebagai penutup Dedi berpesan kepada seluruh pengurus dan anggota P4S, petani, maupun anggota kelompok tani untuk terus semangat dalam memajukan pertanian dan meningkatkan produktivitas. Salah satu caranya adalah dengan menjadi insan pertanian yang berilmu. “Tanpa ilmu semua tidak akan menghasilkan,” katanya.

BBPP Lembang sebagai salah satu UPT pelatihan yang menjadi sarana pembelajaran bagi aparatur dan non aparatur pertanian turut mengimplementasikan smart farming di beberapa titik area Inkubator Agribisnis. Salah satunya adalah pemasangan sensor otomatis pengukur suhu dan kelembapan di screen house aeroponik, serta screen house otomatis.

Ajat Jatnika, Kepala BBPP Lembang, mengatakan “smart farming menjadi salah satu cara meningkatkan produktivitas pertanian”. Dengan menggunakan smart farming, jelas Ajat, bertani akan lebih praktis karena bisa dilakukan kapan dan dimana saja. DRY/YKO