Tinjau Panen Raya, Wamentan Ingatkan Kabupaten Karawang Jaga Produksi dan Produktivitas Pertanian

Produktivitas pertanian menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian di tahun 2023 ini. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku bahwa pihaknya siap melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian sesuai arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi).

Kesiapan tersebut, kata dia, utamanya dalam memitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi. Persiapan ini termasuk dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan dan intervensi teknologi mekanisasi.


"Saya katakan di sini, harus kita dukung dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR)," ucap SYL.

Untuk mendukung visi tersebut, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ikut bergerak dalam mempertahankan stabilitas pangan nasional. 

Kepala BPPSDMP, Dedi Nusyamsi, menegaskan jika Indonesia ingin mengulang kisah sukses swasembada pangan lagi maka kuncinya pemberdayaan penyuluh pertanian. 

"Kita ingin swasembada pangan lagi. Kuncinya adalah pemberdayaan penyuluh dan petani hingga tingkat paling bawah," katanya.

"Caranya, bangun agribisnis yang memiliki prospek yang luar biasa. Karena negara kita negara agraris. Air mengalir di mana- mana, matahari selalu bersinar buat fotosintetis tumbuhan sehingga menghasilkan produksi pertanian yang berkualitas, sayur mayur, buah-buahan dan produksi pertanian lainnya," lanjut Dedi.

Rabu (23/5/2023) Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi, meninjau panen raya padi pada area lahan seluas 10 hektar di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Panen raya dan Temu Lapang ini menjadi salah satu bentuk implementasi peningkatan produktivitas pertanian di Provinsi Jawa Barat Tahun 2023 dengan mengusung tema "Dongkrak Produktivitas Padi dengan VUB Terstandar Inpari 36 dan Inpari 37 di Jawa Barat”.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, menjadi salah satu tamu undangan mewakili Kepala BPPSDMP.

Pada kesempatannya Wamentan meminta agar pemerintah daerah terus menjaga produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Apalagi saat ini, Indonesia sudah memasuki cuaca ektrem el nino alias musim kemarau panjang yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang.

"Pesan saya, karena Karawang ini sebagai penyangga pangan dan produsen beras terbesar nomor dua, tentu saja agar jangan sampai kendur, tetap menjaga produktivitas," katanya.

Wamentan juga turut berdialog dengan sejumlah kelompok tani sekaligus menyerahkan bantuan benih padi inpari 36 dan inpari 37.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Ia mengucapkan terimakasih atas dukungan dan perhatian Kementan terhadap produksi padi di Jawa Barat. Menurutnya, rata-rata produksi di Karawang mencapai 1,3 juta ton setiap tahun dengan luas lahan persawahan mencapai 95 ribu hektar.

"Angka sebesar itu kalau dikonversi menjadi beras, maka hasilnya mencapai 800 ribu ton beras. Dengan kondisi dua kali tanam dalam setahun, maka luas panen di Karawang  mencapai 190 ribu hektare. Dengan rata-rata produksi padi sebanyak 7-8 ton per hektare, maka total produksi dalam setahun mencapai 1,3 juta ton," katanya. DRY/YKO