Integrated Farming, Sistem Bertani Keren dan Menguntungkan
Tugas besar Kementan adalah menjadikan komoditas pertanian sebagai tuan rumah di negari sendiri. Salah satu caranya melalui peningkatan daya saing produk pertanian. Untuk menggenjot daya saing tersebut, tidak hanya sekadar peningkatan produktivitas, namun juga dipengaruhi kualitas produk pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa kualitas produk pertanian menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing komoditas pertanian di Indonesia.
"Setiap ekspor ada spek tertentu yang dibutuhkan. Jangan bermimpi komoditas kita bisa menembus pasar di suatu negara jika daya saing kita masih rendah,” pungkas SYL.
Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, “hal penunjang lainnya adalah menekan ongkos produksi”. Menurut Dedi, biaya produksi harus lebih efisien tanpa mengurangi produktivitas, terutama di tengah meningkatnya harga pupuk kimia dan pestisida.
Karenanya Kementan melalalui program BPPSDMP “Low Cost Precision Farming”, menggenjot pertanian yang mampu menekan biaya produksi.
Melalui bertani On Cloud (BOC) Volume 220, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bersama Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Swen Inovasi Mandiri memperkenalkan Integrated Farming sebagai salah satu penerapan dari Low Cost Precision Farming. Integrated Farming mampu menjadi solusi pertanian dengan biaya produksi rendah dan produktivitas maksimal.
Saptoningsih, Widyaiswara BBPP Lembang, menjadi moderator pada BOC kali ini, dengan narasumber Sri Wahyuni, Ketua P4S Swen Inovasi Mandiri.
Sesi pertama diawali dengan pengenalan P4S yang telah berdiri sejak 2015 ini. Disampaikan Sri Wahyuni, P4S Swen Inovasi Mandiri telah menjadi sarana berlatih bagi petani, mahasiswa, aparatur lainnya, hingga narapidana. Program pelatihan yang ditawarkan terdiri dari: Pelatihan Pertanian Terpadu untuk Menunjang Kemandirian Pangan dan Energi di Pedesaan, Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik, Rumah Pangan Lestari, dan Pengolahan Bulu Domba.
Selanjutnya, Fadil, petugas di P4S Swen Inovasi Mandiri mengajak 346 partisipan yang bergabung melalui zoom dan live streaming youtube untuk berkeliling area P4S. Virtual tour diawali dari area lahan P4S yang terdiri dari budidaya domba bulu dan pedaging, penggemukan sapi potong, kecukupan energi dari biogas, budidaya lele dan ikan patin, budidaya ayam petelur, budidaya jamur tiram putih, dan budidaya ulat hongkong.
Setelah puas berkeliling, Fadil mempraktikkan cara pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari bio slurry. Proses pembuatannya cukup mudah dan dapat dibuat pada skala rumah tangga. Bio slurry yang telah dicampur dengan arang sekam, tepung cangkang telur, dan kapur pertanian, kemudian diaduk dengan aerator selama 1 minggu untuk menghilangkan bau. POC yang telah siap panen kemudian disimpan di dalam kemasan. Fadil juga menjelaskan POC yang berkualitas akan memiliki warna coklat seperti teh dan tidak berbau. POC dijual dengan harga 25 ribu dengan penggunaan POC 1:10 liter air.
Sesi terakhir merupakan sesi diskusi. Pada sesi ini Sri Wahyuni menjawab pertanyaan dari partisipan yang diajukan melalui room chat maupun secara langsung. Ia juga memperkenalkan produk lainnya seperti telur omega, teh bunga telang, dan prakarya dari bulu domba yang menarik minat para peserta.
Lebih lanjut, untuk membuktikan efektivitas dan efisiensi biaya dengan integrated farming, Sri Wahyuni membuat aplikasi “Pertanian Terpadu V.2” yang dapat menghitung analisa usaha. Melalui aplikasi ini pengguna dapat mengetahui perkiraan keuntungan yang akan didapat dengan menginput komoditas ternak maupun tanaman yang akan dibudidayakan.
Di penghujung acara, Sri berharap kehadiran P4S Swen Inovasi Mandiri dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi petani pemula yang ingin memiliki pertanian terpadu, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. “Ayo kita tetap semangat belajar bersama demi menciptakan pertanian yang maju, mandiri, modern, dan berkelanjutan,” tutupnya bersemangat.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menutup BOC Volume 220. Pada kesempatannya Ajat berpesan agar seluruh peserta dapat mengambil ilmu dari P4S Swen Inovasi Mandiri khususnys di bidang pertanian berkelanjutan. “Kita tadi sudah banyak mendapat informasi dari Ibu Sri bahwa pertanian berkelanjutan mampu menghasilkan. Dari lahan seluas 1.500m2 di P4S ini telah membuktikan pengelolaan dan sistem pertanian yang baik mampu meningkatkan produktivitas,” paparnya. Menurutnya P4S Swen Inovasi Mandiri juga dapat menjadi contoh pertanian di perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan.