Jaga Pangan melalui Produksi Benih Berkualitas

Inkubator Agribisnis Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang (IA BBPP Lembang) utamanya menjadi sarana praktik bagi peserta pelatihan dan secara umum menjadi tempat belajar pertanian bagi seluruh stakeholder yang datang ke BBPP Lembang. Dengan luas lahan 2,5 hektar, IA BBPP Lembang dilengkapi dengan aneka komoditas pertanian utamanya hortikultura yang dibudidayakan secara konvensional dan memanfaatkan teknologi.



LEMBANG. Kementerian Pertanian menjalankan berbagai program peningkatan produksi pangan yang selama ini telah berjalan dengan baik guna menghadapi potensi krisis pangan global. Ada 3 program besar yang sedang dilaksanakan yaitu: 1) meningkatkan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi, seperti cabai dan bawang merah, 2) mengurangi impor, seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi dengan mengembangkan pangan substitusi impor, seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum, serta domba atau kambing dan itik untuk substitusi daging sapi, dan 3) meningkatkan ekspor, seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berharap semua upaya ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara kuat yang tahan akan guncangan resesi dunia. “Pertanian adalah solusi pasti yang dapat memperkuat ekonomi bangsa. Pertanian terbukti mampu menjadi tulang punggung sekaligus penyangga ekonomi keluarga,” tuturnya. SYL menambahkan bahwa tahun 2023 adalah tahun benih. Setiap unit kerja lingkup Kementerian Pertanian harus berperan aktif menghasilkan bibit/benih yang bisa dikembangkan di masyarakat.

 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, di setiap kesempatan selalu mengatakan bahwa kunci peningkatan produksi dan produktivitas adalah SDM pertanian. Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, pada kunjungannya ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang beberapa waktu lalu, didampingi Kepala Balai dan Manajer Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, Toni Nugraha, berkeliling ke lahan praktik seluas 2,5 hektar. Di Divisi Integrated Farming, widyaiswara pendamping divisi dan petugas sarana dan prasarana menjelaskan proses pengolahan pupuk kompos dan biogas dari kotoran sapi dan sisa sayuran.

 

Di Divisi Screen House yaitu di screen house anggur, petugas memberikan penjelasan tentang koleksi benih anggur yang dimiliki mencapai 1.000 benih anggur. Ini sangat menarik perhatian Sekretaris BPPSDMP dan memberikan saran agar terus dikembangkan komoditas ini. Selanjutnya, di screen house pembibitan kentang dengan hidroponik sistem aeroponik, Munifah memperoleh penjelasan tentang prospek pembibitan kentang dengan sistem aeroponik yang dapat menghasilkan bibit kentang berkualitas dalam jumlah banyak.

Beralih ke green house modern melon yang sudah ada pengatur suhu dan kelembapan otomatis, secara bergantian Kepala Balai dan widyaiswara menjelaskan proses budidaya melon menggunakan hidroponik sistem irigasi tetes. Kunjungan berakhir di packing house. Widyaiswara pendamping Divisi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian menjelaskan setiap bagian/ruangan yang ada di packing house yang sudah memenuhi standar operating procedures (SOP) alur penanganan pascapanen yang baik dari sayur masuk hingga keluar.

“Setelah saya berkeliling Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, ke greenhouse anggur, kentang, dan melon, lalu ke rumah kompos, dan terakhir ke packing house, saya meyakini BBPP Lembang mampu menyediakan bibit untuk kepentingan pembangunan pertanian. Misalnya pada tanaman kentang, dengan luas greenhouse 200m2 mampu menampung bibit kentang  populasi tanaman 2.000, setiap batang menghasilkan 15 knol/umbi G0 kentang, ini jika dikembangkan terus maka akan berlipat produksinya,” ungkap Munifah.

Munifah berpesan, “Bila BBPP Lembang mampu memperbaiki kemampuan lapangan, bekerjasama dengan koperasi pegawai maka BBPP Lembang dapat menjadi penyedia benih kentang, anggur, melon, cabai, dan lain-lain yang bisa dijual secara komersil. Saya yakin BBPP Lembang mampu mendukung program Kementan ini, tentunya dengan komitmen pimpinan, widyaiswara, dan pengelola lahan praktik,” katanya menutup kunjungannya kali ini.