Kementan Asah Kompetensi Penyuluh Pertanian melalui Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh
Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan salah satu pelatihan bagi jabatan fungsional penyuluh pertanian. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerja aparatur lingkup pertanian yang profesional, amanah, kreatif, proaktif serta responsif dalam pelaksanaan tugas yang tidak hanya didasarkan atas prosedur dan teknik kerja semata.
LEMBANG. Tantangan pangan tahun 2023 semakin sulit. Untuk itu, Menteri
Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengajak semua jajaran pertanian aktif
mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi serta melakukan
kolaborasi antara pusat, daerah, dan para stakeholder yang lain dalam rangka
menyikapi ancaman krisis pangan dan mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap perubahan
iklim. "Pertanian tidak ada matinya.
Di tangan para penyuluh pertanian dan kolaborasi semua pihak, kesejahteraan
petani harus naik di setiap daerah," tutur SYL.
Selaras dengan yang disampaikan oleh Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. “SDM adalah kunci
sukses pembangunan pertanian,” tegas Dedi.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pertanian yang salah satu tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelatihan bagi
aparatur dan non aparatur pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Lembang menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil
mulai tanggal 1 – 22 Maret 2023. Peserta sebanyak 30 orang berasal dari 5
provinsi wilayah binaan BBPP Lembang berdasarkan tugas dan fungsi, yaitu
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Maluku, dan
Maluku Utara.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala BBPP
Lembang, Ajat Jatnika. “Pelatihan ini tujuannya untuk mengupdate kapasitas penyuluh yang akan bermanfaat untuk diri kita,
institusi kita, petani binaan kita dan masyarakat pertanian lainnya,” tutur
Ajat. Kepala Balai juga mengajak seluruh peserta untuk bisa memahami budaya
kerja dan kode etik sebagai penyuluh pertanian pada saat menyampaikan materi
tersebut setelah kegiatan pembukaan.
Selama 3 minggu pelatihan, peserta memperoleh materi
inti 168 jam pelajaran, yaitu dasar-dasar penyuluhan pertanian, pendidikan
orang dewasa (POD), komunikasi dalam penyuluhan pertanian, ketenagaan penyuluhan pertanian, IPW dan
agroekosistem, programa penyuluhan pertanian, RKTP, materi, media, dan metode
penyuluhan pertanian, penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan tani dan Kelembagaan Ekonomi
Petani (KEP), evaluasi pelaksanaan dan dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian serta pelaporan, pengembangan
profesi penyuluhan pertanian hingga pengemasan data dan informasi berbasis internet.
Praktik kompetensi dilaksanakan selama 1 minggu,
mengambil lokasi di Kabupaten Subang. Dibagi 3 kelompok dan didampingi
widyaiswara BBPP Lembang, 30 peserta terbagi di 3 kecamatan yaitu di Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Blanakan, BPP Ciasem, dan BPP Patokbeusi.
Penutupan pelatihan oleh Kepala Bagian Umum BBPP
Lembang, Yullyndra Tisna Diputri, Selasa (21/3/2023), bertempat di BPP
Patokbeusi Kabupaten Subang. Tampak hadir perwakilan dari Dinas Pertanian
Kabupaten Subang. Pada rangkaian penutupan pelatiah, diumumkan hasil evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Secara umum, berdasarkan hasil evaluasi, pelatihan
berjalan dengan baik dan lancar. Diumumkan pula 5 peringkat terbaik berdasarkan
persyaratan kelulusan.
Muhamad
Fachril Makamia, peserta dari Kota Ambon Provinsi Maluku, menyampaikan kesannya
mengikuti pelatihan selama 3 minggu di BBPP Lembang. “Banyak pengalaman yang
saya peroleh, mengenal karakter dan budaya setiap peserta yang berbeda karena
berasal dari 5 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Maluku, dan Maluku Utara. Dari sisi pembelajaran, kami merasa
terbantu dan termotivasi atas seluruh materi yang diberikan oleh widyaiswara,”
katanya.
Penyuluh
pertanian yang bertugas di Desa Rumahtiga Kecamatan Teluk Ambon ini juga
memberikan kesan positifnya saat melaksanakan praktik kompetensi di
Kabupaten Subang. “Kami jadi memahami cara melakukan penyuluhan yang benar
karena pada paktik kompetensi kami langsung melakukan penyuluhan kepada petani di
Kabupaten Subang dan membuat laporan praktik tepat waktu menjadi motivasi
tersendiri bagi kami untuk menjadi penyuluh yang baik dan berkualitas,” ujar
Fahril.
Senada dengan yang disampaikan
oleh Darwati Ismail, peserta dari Provinsi Maluku Utara, “Belajar di BBPP
Lembang dilanjutkan praktik kompetensi di Kabupaten Subang sangat menyenangkan
bagi kami. Ilmu dari widyaiswara secara klasikal dan praktik bisa menambah
pengetahuan saya dan menjadi kenang-kenangan bahwa saya pernah belajar pertanian,
datang jauh dari Maluku ke tanah Sunda,” tegasnya dengan penuh semangat.