Petani dan Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng Antusias Pelajari Pertanian Modern

Untuk meningkatkan kapasitas SDM aparatur dan petani di Kabupaten Bantaeng, khususnya tentang teknologi terbaru pengembangan pertanian maupun smart farming/pertanian presisi, Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.


LEMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa sektor pertanian terbukti tangguh terus tumbuh walau ada pada masa sulit seperti pandemic covid-19 2 tahun lalu. Pertanian akan terus tangguh membutuhkan kerja keras dari seluruh insan pertanian untuk mencukupi pangan bagi 237 juta jiwa masyarakat Indonesia. Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. “Tiga hal penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah 1) inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, 2) peraturan perundangan, 3) SDM pertanian.

Kabupaten Bantaeng yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki potensi pertanian yang beraneka ragam, baik komoditas pertanian dan peternakan. Dalam rangka peningkatan kapasitas SDM di Kabupaten Bantaeng, Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng membawa petani, kelompok wanita tani, petugas laboratorium ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Selasa (14/03/2023). Rombongan diterima secara resmi oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, didampingi Koordinator, Sub Koordinator dan Manajer Inkubator Agribisnis  BBPP Lembang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, Bakhtiar, menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung.”Kami ke sini ingin menggali semua informasi tentang pertanian yang ada di BBPP Lembang untuk dapat diterapkan di Kabupaten Bantaeng. Potensi pertanian dan peternakan di Bantaeng cukup lengkap namun memerlukan pengembangan yang terus-menerus sebagai upaya mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan juga bisa melakukan pemasaran ke luar daerah bahkan ekspor,” ungkapnya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika menyambut hangat kehadiran rombongan, “BBPP Lembang merupakan institusi yang memiliki tugas pokok bertugas menyelenggarakan pelatihan bagi petani dan penyuluh pertanian,” tutur Ajat. “Selain didukung sarana dan prasarana serta SDM yang professional di bidang masing-masing, BBPP Lembang dilengkapi oleh lahan praktik seluas 2,5 hektar. Berbagai komoditas yang dibudidayakan secara konvensional maupun menggunakan teknologi sebagai sarana pembelajaran peserta dan kegiatan agribisnis,” katanya.

Berbagai komoditas yang dibudidayakan di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang diantaranya sayuran lapang seperti komoditas cabai dan brokoli. Selada dan seledri dibudidayakan secara konvensional dan menggunakan teknologi hidroponik sistem deep flow technique (DFT), Tomat dan melon dibudidayakan dengan hidroponik sistem irigasi tetes. Pembibitan kentang dengan hidroponik sistem aeroponik, dan tanaman hias kaktus dan sukulen. BBPP Lembang juga memiliki laboratorium kultur jaringan, agensi hayati serta pengolahan hasil pertanian.

Untuk sistem pertanian terpadu, BBPP Lembang yang memiliki sapi perah sebanyak 9 ekor dan melakukan pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk kompos dan juga mencampurkan dengan trichoderma yang dikembangkan dengan nama kom-mix hayati. Tujuannya meningkatkan sustainability/ keberlanjutan dalam aktivitas budidaya pertanian. Di packing house, peserta diberikan penjelasan tentang rumah kemas yang modern dan sudah memenuhi standar internasional (GHP).

Semua ini dikenalkan kepada petani dan petugas dari Kabupaten Bantaeng. Jabbar, petugas dari UPTD Kecamatan Bantaeng menyampaikan, “Sekembalinya kami dari kunjungan ke BBPP Lembang, akan mencoba mengembangkan ilmu tentang pembibitan kentang sistem aeroponik. Kami juga ingin bisa bekerjasama dengan BBPP Lembang dalam hal pemasaran bibit kentang G0,” katanya. “Penerimaan dari BBPP Lembang sangat bagus sekali, bimbingan dan pendampingan yang dilakukan kepada kami mulai dari awal kami datang hingga kami pulang sangat memuaskan,” ucapnya lagi.