Pelatihan Vokasi, Jurus Kementan Tingkatkan Kompetensi Pelaku Usaha

Kementerian Pertanian kian serius dalam meningkatkan kualitas produk pertanian menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Penanganan pascapanen merupakan tahapan yang sangat berpengaruh terhadap keamanan dan standar mutu produk hortikultura. Oleh sebab itu diperlukan penanganan pascapanen yang baik dan konsisten hingga diterima konsumen.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya tersebut dilakukan, mengingat regenerasi petani merupakan hal mutlak untuk dilakukan agar menjadikan pertanian nasional maju, mandiri dan modern.  “Pengembangan ekosistem korporasi petani agar menjadi prioritas, sehingga petani milenial mampu menguasai produksi dan bisnis pertanian dari hulu ke hilir,” kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya.


Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi terus menggaungkan pentingnya mengolah produk mentah menjadi sesuai yang bernilai tambah. “Petani jagung jangan lagi menjual jagung, tapi jual olahan jagung. Begitu pun dengan petani singkong, petani kentang, dan lainnya. Pertanian itu harus menghasilkan uang yang banyak,” pungkasnya.

Sebagai tindak lanjut amanat tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar pelatihan vokasi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Buah dan Sayur.

Diselenggarakan pada 2-8 Maret 2023, pelatihan diikuti oleh 30 peserta dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Maluku, dan Maluku Utara. Peserta merupakan petani/pelaku usaha pengolahan susu kedelai, pisang sale, atau selai buah.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyatakan “pelatihan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan pelaku usaha tani dengan produk olahan yang bernilai tambah”. Ia juga menekankan kepada seluruh peserta agar dapat terus mengembangkan usahanya masing-masing dengan kreatif dan berdaya saing.

Selama tujuh hari berlatih, peserta mendapat memperoleh materi yang terdiri dari: Teknologi Pascapanen Buah dan Sayuran, Good Manufacturing Practices (GMP), Standar Operasional Prosedur (SOP), Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Pengemasan, Teknologi Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran, Analisa Biaya Pengolahan Hasil, Prosedur Pengajuan SPP-PIRT, dan Prosedur Pengajuan Sertifikat Halal. 

Bahan materi pembelajaran dan evaluasi penyelenggaraan pelatihan diakses secara online melalui Learning Management System (LMS) BBPP Lembang. Fasilitator berasal dari Widyaiswara BBPP Lembang dan praktisi.

Pada Prosedur Pengajuan Sertifikat Halal, materi disampaikan oleh Ani Listiawati dari Lembaga Pengakajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia menyampaikan proses sertifikasi yang harus dilalui oleh pelaku usaha di bidang makanan minuman, obat-obatan, dan kosmetika untuk dapat memperoleh label halal. Lebih lanjut Ia juga menjelaskan kriteria kehalalan bagi masing-masing produk.

Untuk memperkaya pengalaman, peserta melakukan praktik lapang di Pisang Linting Ceu Popon, salah satu UMKM di bidang pengolahan pisang. Di sini peserta praktik membuat pisang linting dan pisang sale, mulai dari pascapanen hingga pengemasan dan teknik pemasaran yang digunakan. 

Aris, salah satu peserta asal Rembang, Jawa Tengah yang ditemui di sela-sela pelatihan menyatakan kesannya. Diakui Aris pelatihan kali ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak pengalaman. Ia berharap ilmu yang didapat bisa menjadi bekal dalam pengembangan usahanya ke depan.

Setelah berlatih, peserta akan menjalani sertifikasi selama tiga hari di Tempat Uji Kompetensi (TUK) Mandiri BBPP Lembang. DRY/YKO