Kunci Sukses Pembangunan Pertanian melalui Peningkatan Profesionalisme SDM Pertanian
Dalam rangka peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pertanian dan perkebunan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Soropadan menyelenggarakan Kegiatan Peningkatan Profesionalisme SDM Petani Milenial dan P4S. Salah satu lokasi kunjungan adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
LEMBANG. "Pertanian
adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan. Pertanian tidak hanya beras
saja, tidak hanya jagung, tidak hanya singkong, pertanian tidak hanya kopi.
Akan tetapi banyak turunan yang bisa di hasilkan dari satu komoditas,”, kata
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Mentan juga meminta para generasi
milenial mampu terus membawa pertanian di masa depan yang berdaya saing di
dalam dan luar negeri baik di sisi hulu maupun hilir dengan meningkatkan manajemen
pascapanen sehingga kualitas produk bisa lebih bagus, menciptakan packing yang menarik sehingga harga bisa
naik dengan akses pasar yang luas.
Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi
Nursyamsi, mengatakan hal serupa. "Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP,
sangat fokus mencetak generasi milenial pertanian yang andal, kreatif,
professional, inovatif dan unggul tentunya dalam penguasaan teknologi
pertanian," katanya.
Tiga puluh orang rombongan dari Balai
Pelatihan Pertanian Soropadan Provinsi Jawa Tengah melakukan studi banding ke
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Rabu (8/3/2023). Rombongan
diterima secara resmi oleh Kepala Bagian Umum, Yullyndra Tisna Diputri, didampingi
Sub Koordinator Program dan Kerjasama, Achmad Handyoko, dan widyaiswara BBPP
Lembang.
Kepala Bapeltan Soropadan, Heru
Cahya Nugraha, menyampaikan, “Pada kunjungan kali ini kami membawa staf kami di
Bapeltan, Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Solo dan Kabupaten
Banyumas, petani milenial, Ketua Foruk Komunikasi P4S wilayah Jawa Tengah dan
koordinator wilayah purnawidya alumni pelatihan kami yang menjadi jembatan kami
dengan dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota,” tuturnya.
“Tujuan kami untuk meningkatkan
profesionalisme kami tentang manajemen pelatihan karena kami juga dituntut
untuk bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah daerah dan
kami juga ingin mengetahui inovasi terbaru tentang pelatihan yang bisa kami
adopsi,” kata Heru. “Di Soropadan kami sudah memproduksi sayuran sehingga kami
juga ingin belajar budidaya tanaman sayuran dan penanganan pascapanen sayuran
yang baik,” lanjutnya.
Rombongan dibagi 3 kelompok. Kelompok pertama diskusi tentang manajemen pelatihan, kelompok kedua memperoleh pemaparan tentang budidaya sayuran lapang dari widyaiswara BBPP Lembang, Riyadi Pratiwa, dilanjutkan meninjau Inkubator Agribisnis (IA) BBPP Lembang melihat koleksi tanaman sayuran lapang yang ada seperti brokoli, cabai, dan bawang merah.
Kelompok ketiga, menerima materi tentang penanganan pascapanen yang baik dari widyaiswara BBPP Lembang, Elvina Herdiani dan Yusup Hidayat. Selanjutnya menuju packing house untuk melihat sarana pascapanen sayuran yang sudah memenuhi SOP penanganan pascapanen sayuran yang baik. Di sana, peserta praktik pengemasan dan pelabelan sayuran.
Safuan Noor, petani milenial yang
juga Ketua Duta Petani Milenial (DPM) Provinsi Jawa Tengah menyampaikan, “Setelah
berkunjung ke BBPP Lembang dan belajar tentang pascapanen sayuran yang baik
dilanjutkan melihat packing house, harapannya
seluruh petani di Soropadan bisa meningkatkan kualitas hasil panen dan
menerapkan pascapanen yang baik,” ucap Safuan. “dengan demikian, kami bisa
bersaing di sisi pemasaran,” katanya lagi.