Kementan Fokus Ajak GenZ Kenali Pertanian Sedari Dini
LEMBANG. Langit di atas Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang tampak cerah pagi itu. Tiga bis rombongan tamu mendatangi kantor BBPP Lembang, langsung menuju lahan praktik, dan keluarlah satu persatu anak-anak sekolah berkaos kuning celana merah dari dalam bis. Didampingi kepala sekolah dan guru, 157 murid kelas 5 dan 6 murid Sekolah Dasar Islam Terpadu Cordova, Rancaekek, Kabupaten Bandung, tampak riang menikmati udara Lembang yang sejuk dan akan belajar pertanian, Senin (20/2/2023)
“Pertanian
adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan. Ibarat emas itu 24 karat
sedangkan pertanian itu 100 karat yang ada di depan kita, dan pertanian itu
adalah lapangan kerja yang selalu terbuka,”tutur Menteri Pertanian, Syahrul
Yasin Limpo, di setiap arahannya.
Kepala
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi
Nursyamsi, mengatakan hal serupa, "Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP,
fokus mencetak generasi milenial pertanian yang profesional, mandiri, berjiwa
wirausaha dan berdaya saing," katanya.
Rombongan kunjungan dari SDIT
Qordova diterima secara resmi oleh Sub Koordinator Program dan Kerjasama,
Achmad Handyoko. Dedi Sopian, Wakil Kepala Sekolah SDIT Qordova, menjelaskan
maksud dan tujuan kegiatan field trip
ini. “Kegiatan field trip ini adalah
bagian dari kurikulum pembelajaran yang ada di kelas 5 dan 6 yaitu pengenalan
tumbuhan dan ternak,” katanya.
Selanjutnya dibagi 3 kelompok,
mereka bergerak ke berbagai zona praktik yang ada di Inkubator Agribisnis (IA) BBPP
Lembang. Di Divisi Screen House, petugas sarana prasarana, Beben Angga Wahyudin
dan Miko Pujianto, menjelaskan tentang budidaya tanaman menggunakan teknologi
hidroponik. “Ada beberapa sistem pada teknologi hidroponik yang diterapkan di
BBPP Lembang, yaitu aeroponik, deep flow technique (DFT), irigasi tetes, dan wick system,” kata Beben. “Kali ini,
kita akan praktik wick system/sistem
sumbu, karena ini yang paling mudah diaplikasikan,” ucapnya.
Anak-anak antusis mendengarkan
penjelasan alat dan bahan yang diperlukan untuk budidaya tanaman dengan
hidroponik wick system. Satu persatu
diajak untuk mempraktikkan mulai dari memotong styrofoam, membuat lubang tanam,
melarutkan nutrisi hidroponik AB mix dan menanam bibit tanaman pakcoy ke dalam
instalasi wick system.
Di Divisi Ternak, anak-anak
generasi Z ini diberikan pemahaman tentang konsep sederhana pertanian terpadu
yang diterapkan di BBPP Lembang. Petugas sarana dan prasarana, Yusup Mulyadi
dan Yayat, bergantian menjelaskan pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi yang
diternakkan di Divisi Integrated Farming,
yaitu 6 ekor sapi. Setelah pupuk kompos jadi, menjadi pupuk bagi tanaman yang
dibudidayakan di IA BBPP Lembang. Menjadi moment
yang paling menyenangkan saat anak-anak diajak untuk memberi makan sapi-sapi di
kandang. Semuanya semangat ingin berinteraksi dengan sapi dengan cara memberi
pakan rumput dan sayuran sisa panen yang ada di IA BBPP Lembang.
Kunjungan berakhir di Divisi
Tanaman Hias, Widyaiswara BBPP Lembang, N. Ida Farida, didampingi petugas
sarana prasarana, Didi dan Ika Nugaraha, menjelaskan budidaya kaktus dan
sukulen yang cukup mudah dilakukan dan dapat menjadi bisnis pertanian yang
menguntungkan.
Az-Zahra, salah satu siswi SDIT Qordova bercerita kesannya setelah belajar pertanian di BBPP Lembang, “Asyik sekali bisa mengenal aneka tanaman dan ternak di sini. Tadi memberi makan sapi itu sangat menyenangkan, sapinya lucu dan gemuk-gemuk,” ucapnya.