Sinergi Lintas Sektoral Dukung Kemajuan Pertanian Indonesia

Proses pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) terkait pengalihan status BMN dari Kementerian Perdagangan kepada Kementerian Pertanian, meliputi bangunan Packing House  dan Green House  yang didirikan di BBPP Lembang kerjasama BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission pada kerangka kerjasama “Strengthening Agribusiness Incubation and Development Project in Bandung”, memasuki tahap akhir. Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Kepala Biro Keuangan Kementerian Perdagangan, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III melakukan peninjauan  untuk memastikan kondisi aset BMN tersebut.

LEMBANG. Saat ini dunia tengah mendapat ancaman serius terkait kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat berbagai peristiwa yang bergejolak yaitu pasca pandemi covid 19, climate change, dan perang Rusia-Ukraina. Sektor pertanian menjadi sektor yang penting untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, “Pemerintahan yang baik adalah pemerintah yang bisa menghubungkan semua kebutuhan bangsanya dan kepentingan rakyatnya. Salah satunya bisa dilakukan dengan cara membangun pertanian Indonesia menjadi lebih maju, mandiri dan modern,” tuturnya. Namun, Kementerian Pertanian tidak bisa bergerak sendiri, dibutuhkan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk menghadapi tantangan dari waktu ke waktu sesuai perkembangan dan kemajuan era yang ada.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, bahwa membangun kolaborasi dengan seluruh pihak untuk kemajuan pertanian Indonesia itu sangat penting. "Prinsipnya, kita harus bangun kolaborasi bukan kompetisi, kita harus bersanding, bukan bertanding, kita harus merangkul bukan baku pukul, kita juga harus memeluk bukan baku gebuk. Itu yang harus kita lakukan," katanya.

Kamis (16/2/2023), bersamaan dengan kunjungan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, pada siang harinya, Sekretaris BPPSDMP, Kepala Biro Keuangan Kementerian Perdagangan beserta, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III didampingi Kepala BBPP Lembang melakukan peninjauan aset Packing House dan Green House yang sedang proses pengalihan status Barang Milik Negara (BMN) dari Kementerian Perdagangan kepada Kementerian Pertanian.

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah menjelaskan tentang asal mula didirikannya Packing House dan Green House di atas lahan BBPP Lembang. “Kerjasama ini dimulai saat adanya tawaran dari Taiwan ICDF melalui Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian, direspon positif oleh BBPP Lembang dengan membuat proposal. Proposal disetujui, maka mulai pembangunan fasilitas Packing House dan Green House ini,” tutur Munifah.

Setelah itu kegiatan kerjasama dilanjutkan dengan menggelar pelatihan bagi 1.890 petani di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.  Saat ini yang masih berjalan adalah kegiatan pemasaran melalui koperasi petani BAVAS yang beranggotakan petani alumni pelatihan.

BBPP Lembang menjelaskan tentang proses kegiatan di Packing House yang sudah sesuai dengan standard operating procedure (SOP) penanganan pascapanen yang baik dan tahapan yang sesuai standar internasional. Packing House beroperasi mulai dari ruang penerimaan sayuran, ruang pre-cooling, ruang utama yaitu pencucian, sortasi, grading dan packaging, dan 3 (tiga) unit cold storage yang ukuran masing-masing unit adalah 5,45 x 3,5 x 2,5 meter. Tahapan terakhir, yaitu jalur sayuran keluar dan dipasarkan ke beberapa pasar modern yang sudah bekerjasama dengan Koperasi BAVAS.

Lebih lanjut Sekretaris BPPSDMP mennjelaskan tentang aktivitas di 4 (empat) buah Green House modern yang dilengkapi sensor untuk yang mengatur suhu dan kelembapan. Satu Green House untuk persemaian dan 3 (tiga) unit Green House untuk produksi.

Kepala Biro Keuangan Kementerian Perdagangan, Endang Mulyadi, tampak kagum melihat fasilitas di BBPP Lembang. “Packing House dan Green House  ini memang diperlukan oleh pertanian Indonesia. Pertanian modern dapat memajukan sektor pertanian sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Indonesia,” katanya.