Kementan Serius Tingkatkan Pendapatan KWT di Lima Provinsi Lewat Pelatihan Income Generating

Setelah sukses bertumbuh selama dan pasca pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang banyak dilirik berbagai kalangan. Namun kerja keras Kementerian Pertanian belum usai. Kini, di bawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo, Kementan berfokus pada peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

"Berbagai program strategis tengah dilakukan demi memperkuat sektor pertanian mengantisipasi tantangan krisis pangan global dan menuju kemandirian pangan. Program ini sekaligus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan lahan pekarangan dan hamparan,” ujar Mentan SYL.

Ia juga tak bosan mengingatkan bahwa tugas utama Kementan adalah menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia.

Karenanya, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus meningkatkan peran aktif, terutama melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian. 
"Tujuan lainnya adalah peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, dan terakhir peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten," tuturnya.

Dedi menambahkan, Presiden menyatakan bahwa pembangunan SDM adalah kunci Indonesia ke depan. Sejalan dengan ini, sasaran umum BPPSDMP adalah terwujudnya SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
Adapun misi tersebut dicapai salah satunya melalui pelatihan.

Selasa (14/02/2023) Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dipercaya sebagai salah satu penyelenggara pelatihan bertema “Income Generating bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Program IPDMIP”. 
Sebagaimana diketahui, Program IPDMIP atau Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program merupakan salah satu program kerja sama Kementan dengan IFAD (International Fund for Agriculture Development).

Diselenggarakan selama tiga hari efektif hingga 16 Februari 2023, pelatihan diikuti oleh 28 anggota KWT yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah meningkatkan pendapatan khususnya bagi para anggota KWT. Ini juga menjadi salah satu bentuk pemberdayaan anggota KWT lebih mandiri dan memiliki kemampuan khususnya di bidang keahlian pasca panen produk pertanian.

Materi pelatihan disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi Sosial Ekonomi Pertanian dan spesialisasi Pengolahan Hasil Pertanian. Selama pelatihan,  peserta mendapatkan materi Merencanakan Bisnis Pertanian, Keamanan Pangan dan GMP, Perizinan PIRT, Strategi Pemasaran dan Digital Marketing, Pengemasan dan Pelabelan Produk.

Materi disusun sedemikan rupa mengingat pertanian di era modern yang tidak hanya berfokus pada budidaya dan penjualan produk mentah. Pertanian masa kini harus memiliki perencanaan yang matang mulai dari target pasar yang dituju hingga produk olahan yang dihasilkan sehingga memberikan nilai tambah dan keuntungan lebih besar. 

Seperti pada materi Pengemasan dan Pelabelan Produk, peserta diajak untuk lebih kreatif dalam melakukan pengemasan agar menarik konsumen. Pengemasan yang baik juga dapat meningkatkan daya simpan produk. Sementara pada materi Strategi Pemasaran dan Digital Marketing, Widyaiswara memberikan berbagai strategi pemasaran berbasis online untuk meningkatkan penjualan.

Ditemui pasca penutupan kegiatan, Sartini, salah satu peserta asal Kayong Utara, Kalimantan Barat, menyatakan kesannya selama berlatih. Menurutnya ini merupakan pelatihan yang bermanfaat dan membuka pola pikirnya untuk lebih kreatif dalam mengolah produk mentah menjadi olahan yang bernilai jual. Dirinya juga berharap dapat memaksimalkan potensi komoditas lokal khususnya di Kabupaten Kayong Utara. DRY/YKO