Gedung Sate Menjadi Saksi Sejarah Kolaborasi Regenerasi Petani di Jawa Barat

Keberhasilan pembangunan pertanian di Jawa Barat tidak lepas dari peran pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian dan Petugas POPT. Karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Akbar Penyuluh dan POPT dan Training of Trainer Pendamping Petani Milenial Provinsi Jawa Barat.


LEMBANG. Berulang kali Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan tentang peran strategis dan vital pemerintah daerah dalam pembangunan pertanian. Kementerian Pertanian terus melakukan upaya sinergitas dengan pimpinan daerah seperti kepala desa, lurah, camat, bupati/walikota dan gubernur untuk bersama-sama mengoptimalkan lahan pertanian dan pembangunan pertanian  sesuai tanggung jawabnya.

Menteri Pertanian yang akrab disapa SYL ini juga mengatakan peran penyuluh pertanian dan petugas POPT menjadi ujung tombak pembangunan pertanian dalam mendampingi petani mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Penyuluh harus mampu menjadi “dream academic’’ bagi petani dengan kemampuan teknis dan intelektualnya yang tinggi. "Penyuluh adalah otaknya petani, manajemen serta hatinya petani, yang selalu mendampingi petani. Mereka menjadi semacam kopassus-nya pembangunan pertanian di daerah,” tutur SYL.

Untuk menggenjot produktivitas pertanian, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bergerak kembali memberdayakan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia. Pemberdayaan BPP ini menjadi salah satu program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Kepala BPPSDMP, Dedi Nusyamsi, menegaskan jika Indonesia ingin mengulang kisah sukses swasembada pangan lagi maka kuncinya pemberdayaan penyuluh pertanian. "Kita ingin swasembada pangan lagi. Kuncinya adalah pemberdayaan penyuluh dan petani hingga tingkat paling bawah," katanya.

Senin (13/2/2023) berlokasi di Gedung Sate salah satu gedung ikonik di Kota Bandung, rapat akbar digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tujuan kegiatan ini memberikan penghargaan kepada seluruh penyuluh pertanian dan Petugas POPT untuk meningkatkan kinerja pendampingannya kepada petani di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, menjadi salah satu tamu undangan mewakili Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di hadapan ratusan tamu undangan yang hadir mengatakan, “Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang bekerja baik di beberapa sektor pembangunan,” tutur gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini. “Saat ini pelaku utama pembangunan pertanian, petani kita umurnya sudah uzur sehingga regenerasi petani dibutuhkan agar Indonesia berdaulat pangan sesuai amanat Bung Karno,” katanya.

Gubernur menyerahkan penghargaan kepada penyuluh pertanian dan petugas POPT berprestasi yang memenangkan lomba inovasi di bidang pangan, hortikultura dan POPT.

Usai penganugerahan penghargaan, acara dilanjutkan dengan kegiatan Training of Trainer (TOT) Pendamping Petani Milenial Provinsi Jawa Barat. TOT diikuti oleh 1.500 peserta yang terdiri dari Penyuluh Pertanian dan Petugas POPT yang bertugas di wilayah Provinsi Jawa Barat. Fasilitator TOT berasal dari praktisi IT yang didatangkan khusus. Sepanjang TOT, peserta menerima materi tentang pemanfaatan teknologi informasi berbasis internet of things yang dapat dikendalikan jarak jauh melalui smartphone.

 

Yayan Kurniawan, Penyuluh Pertanian yang bertugas di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, ditemui di sela-sela kegiatan mengatakan, “mewujudkan kedaulatan pangan, penyuluh pertanian membutuhkan amunisi. Amunisinya diantaranya adalah peningkatan kapasitas penyuluh pertanian melalui kegiatan pelatihan agar pengetahuan dan keterampilan kami terus terasah,” ucapnya. (Yoko/Che)