Kunjungan Industri Buka Peluang Generasi Muda Terjun Geluti Agribisnis

Dua program besar di kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Kunjungan Industri. Siswa-siswi SMK Negeri 1 Cipaku Kabupaten Ciamis berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk melengkapi pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh di sekolah, diperdalam di dunia usaha dunia industri (DUDI).



LEMBANG. Pertanian maju, mandiri, dan modern ditandai dengan penerapan teknologi dan digitalisasi untuk kemajuan sektor pertanian dunia. Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “pada era Industri 4.0 saat ini, kegiatan pertanian tidak lagi mengandalkan tenaga kerja manual, tetapi menggabungkan mekanisasi dengan teknologi digital yang dapat mengondisikan usaha budi daya pertanian menjadi lebih presisi,” jelas SYL.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mengawal kesiapan SDM di bidang pertanian. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menyampaikan, “kecakapan SDM sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha  maupun dunia industri terus kami kembangkan melalui berbagai program penumbuhan petani milenial, seperti pendidikan dan pelatihan vokasi, pelatihan kewirausahaan, program magang pertanian dan pembentukan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM dan DPA). “Menjadi hal penting mengubah mindset para petani dan masyarakat tani agar mulai bergerak di sektor agribisnis," katanya.

Selasa (7/2/2023), 42 orang peserta didik dari SMK Negeri 1 Cipaku Ciamis didampingi guru, hadir di BBPP Lembang dan diterima secara resmi oleh Koordinator Program dan Evaluasi dan Sub Koordinator Program dan Kerjasama. Muslih Saadi, perwakilan dari guru pendamping, mengatakan, “tujuan kami melakukan kunjungan industri karena peserta didik kami memperoleh teori dan ilmu pengetahuan tentang pertanian namun belum secara rinci diperoleh sehingga harapannya setelah melihat dan praktik langsung di BBPP Lembang, bisa melengkapi pengetahuan dan informasi yang didapat di sekolah,” jelasnya.

Koordinator Program dan Evaluasi, secara lengkap menjelaskan tentang profil BBPP Lembang, wilayah binaan dan tupoksi BBPP Lembang di bidang pengembangan SDM pertanian dalam mendukung program utama Kementerian Pertanian. “Kementerian Pertanian concern dengan generasi milenial, karena salah satu program yang sedang digencarkan adalah penumbuhan 2,5 juta petani milenial dalam kurun waktu 5 tahun,” jelasnya. “Karena itu, yang diperlukan di dunia pertanian saat ini adalah bergerak di sektor agribisnis mulai dari on-farm hingga off-farm yang dapat meningkatkan nilai jual komoditas pertanian hingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Taufik.

Lebih lanjut Taufik memotivasi para siswa kelas XII ini agar terus mengasah kompetensinya agar bisa bersaing di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). “Kita harus memiliki 3 kompetensi, yaitu kompetensi teknis, manajerial dan sosiokultural,” ungkapnya.

Dibagi menjadi 2 kelompok, peserta langsung bergerak menuju Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Screen house aeroponik yang sedang membudidayakan kentang G0 varietas Granola dan tomat beef serta melon dengan sistem irigasi tetes, menjadi salah satu lokasi kunjungan. Peserta menggali informasi teknis budidaya tanaman dengan memanfaatkan teknologi hidroponik, yang mampu memberikan hasil relatif lebih baik dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.

Diskusi berjalan dengan seru, peserta menggali informasi tentang cara budidaya mulai dari persemaian, pengendalian hama penyakit, pemeliharaan yaitu pemberian nutrisi AB mix, hingga masa panen dan pemasaran.

Di Divisi Ternak dan Kompos, Widyaiswara BBPP Lembang penanggung jawab kegiatan, Riyadi Pratiwa, menjelaskan tentang konsep integrated farming yang memadukan tanaman dan ternak sebagai sumber pupuk. “Dalam membuat pupuk kompos, silakan sesuaikan saja dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita,” ungkapnya. Lebih lanjut Riyadi menjelaskan komposisi bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos yang dilakukan di BBPP Lembang. Bahan utamanya adalah kotoran sapi, kotoran ayam dan tanaman sisa panen (dedaunan) dengan perbandingan 1:1:0,5. Lalu ditambahkan juga dedak, molase, EM4 dan air.

Peserta mempraktikkan membuat pupuk kompos dengan cara mencampurkan seluruh bahan, lalu ditutup dengan terpal. “Dalam 1 minggu, aduk-aduk adonan ini sebanyak 2 kali, maka dalam 1 bulan akan jadi pupuk kompos yang siap diaplikasikan ke tanaman,” ungkap petugas sarana prasarana pendamping kegiatan kunjungan.

Berbincang dengan salah satu perwakilan peserta didik, Yuli Yuliantini, dirinya mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar di BBPP Lembang. “Banyak pelajaran yang kami peroleh di sini, utamanya tentang penerapan teknologi hidroponik sistem aeroponik dan irigasi tetes untuk komoditas sayuran kentang, tomat beef, dan melon. Kami juga belajar membuat pupuk kompos. Kunjungan industri ini semakin menambah wawasan dan pengalaman kami,” ucapnya. “Terimakasih BBPP Lembang, BBPP Lembang mantapppp!!!” tegasnya dengan penuh semangat