Tutup Penyusunan Renja BBPP Lembang, Kepala BPPSDMP Ingatkan Pentingnya Peran SDM Pertanian
Rencana Kerja (Renja) atau Rencana Kerja Tahunan
(RKT) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis, memuat seluruh rencana atau
target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun yang dituangkan dalam
sejumlah indikator kinerja strategis yang relevan.
Mengawali Tahun Anggaran (T.A. 2023), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggelar kegiatan rutin Penyusunan Rencana Kerja.
Disampaikan Kepala BBPP
Lembang, Ajat Jatnika, Renja berfungsi sebagai dokumen kendali dan acuan
evaluasi atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang diterima. Di dalam dokumen rencana kinerja
indikator keberhasilan harus dinyatakan dengan parameter yang jelas, spesifik
dan terukur.
Diselenggarakan pada 30-31
Januari 2023 pertemuan diikuti seluruh pegawai ASN dan THL BBPP Lembang.
Masing-masing bidang yakni Bagian Umum, Program dan Evaluasi, serta
Penyelenggaraan Pelatihan menyampaikan recana kerja yang akan dilakukan satu
tahun ke depan. Sosialisasi juga dilakukan guna meningkatkan pemahaman seluruh
pegawai seperti Sosialiasi Tata Cara dan Penarikan Dana oleh Kantor Wilayah Bandung
Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Sosialisasi
Sistem Pengendalian Internal (SPI), serta Sosialisasi Peraturan Pemerintah Terbaru tentang
Kepegawaian oleh Kepala Bagian Umum.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian (BPPSDM) Dedi Nursyamsi menutup kegiatan pada Selasa (31/01).
Kepala BPPSDMP kembali mengingatkan
salah satu visi misi Presiden RI, Joko Widodo, yakni membangun SDM pertanian.
“Tugas utama kita adalah membangun SDM
pertanian yang berdaya saing. BPPSDMP turut mendukung peningkatan kapasitas SDM
Pertanian melalui program petani milenial hingga pemberdayaan Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP),” kata Dedi.
Ia menggarisbawahi pentingnya SDM
Pertanian sebagai pilar terdepan bagi sektor pertanian. “Kunci dari kesuksesan
pertanian adalah SDM pertanian. Kalau SDM-nya unggul, pertanian pasti berjaya,”
pungkasnya.
Ia juga menyinggung peranan Widyaiswara.
Para Widyaiswara, lanjut Dedi, harus
terus semangat untuk berkembang dan memperkaya ilmu.
“Sebarkan ilmu sebanyak-banyaknya kepada
penyuluh dan petani. Kalau Widyaiswaranya saja tidak mau maju, bagaimana SDM lainnya bisa berkembang,”
tegasnya.
Di sisi lain, Widyaiswara butuh
dukungan pihak lain. Widyaiswara butuh amunisi untuk melaksanakan peran dan
fungsinya. Maka dukungan semua komponen menjadi bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam peningkatan kualitas SDM pertanian.
Di penghujung arahannya Dedi berpesan
“kualitas produk harus terus diperbaiki sesuai permintaan pasar. Ini merupakan
salah satu cara menggenjot produktivitas dan menjamin kontinuitas.” DRY/YKO